REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menjelang hari raya Idul Adha 1441 H yang jatuh pada akhir Juli 2020, permintaan kebutuhan hewan ternak semakin meningkat. Untuk memastikan pasokan hewan ternak jelang Idul Adha yang menjadi Peak Season setiap tahunnya, Pemerintah melalui Kementerian Perhubungan akan terus mengoptimalkan angkutan ternak yang sudah beroperasi sejak tahun 2018 lalu.
Dalam keterangannya yang diterima Republika.co.id, Kementerian Perhubungan cq. Direktorat Jenderal Perhubungan Laut mengatakan, saat ini telah mengoperasikan 6 (enam) unit kapal ternak yang siap mengangkut hewan ternak terutama sapi. Pengoperasian ini untuk bisa melayani dan memenuhi ketahanan pangan daerah-daerah yang memang butuh pasokan hewan ternak seperti di NTT, NTB dan daerah lainnya yang sangat butuh hewan ternak.
Direktur Jenderal Perhubungan Laut R. Agus H. Purnomo mengungkapkan, program pengoperasian kapal khusus angkutan ternak merupakan salah satu implementasi dari program Tol Laut. Tak hanya angkutan khusus ternak yang masuk ke dalam program Tol Laut, angkutan barang, angkutan perintis, angkutan orang juga menjadi bagian dari keseluruhan program Tol Laut yang menjadi prioritas Pemerintah dan diberikan subsidi angkutannya. Ia menekankan bahwa yang diberikan subsidi oleh Pemerintah itu adalah angkutannya, mulai dari pelabuhan asal sampai pelabuhan tujuan.
“Program ini merupakan salah satu bentuk dukungan Pemerintah, harapannya untuk ternak ini bahwa paling tidak dengan ongkos angkut yang disubsidi ini harga hewan ternak dari daerah asal itu bisa menjadi lebih bagus sesuai pasar. Selain itu, ini juga menunjukkan komitmen Kemenhub untuk terus mendorong ketahanan pangan terutama untuk bahan makan daging sapi nasional agar kebutuhannya masyarakat tetap dapat terpenuhi,” ujar Dirjen Agus saat menjadi Keynote Speaker pada acara Webinar dengan tema Idul Adha di Era Adaptasi Kebiasaan Baru melalui kantor Kemenhub, Selasa (21/7).
Beberapa waktu lalu, Ditjen Perhubungan Laut melalui Kantor KSOP Kelas III Kupang telah melepas kapal ternak KM. Camara Nusantara 2 yang dioperatori oleh PT. Pelayaran Wirayuda Maritim dengan rute perdana dari Pelabuhan Tenau, Kupang NTT langsung menuju Pelabuhan Dumai, Riau dengan mengangkut sebanyak 550 ekor sapi. Hal tersebut untuk memenuhi permintaan Pemerintah Daerah Dumai atas tingginya kebutuhan hewan sapi menjelang Hari Raya Idul Adha 1441 H.
Kemudian, tutur Dirjen Agus, kapal ternak ini di desain khusus ternak. Maka, diharapkan dari pelabuhan asal sampai pelabuhan tujuan hewan ternak dalam kondisi sehat, jadi tidak ada unsur pemaksaan selama pelayaran mulai dari diangkut sampai diturunkan. "Bahkan dokter hewan pun ada. Sekarang untuk yang kapal ternak ini istilahnya kita menghewankan hewan. Jadi, hewan itu betul-betul ditreatment supaya mereka selama di dalam kapal sampai dengan tempat tujuan betul-betul dalam kondisi fit tidak ada lagi stress dan tetap sehat,” katanya.
Selain itu, Agus juga menyampaikan, bahwa salah satu tugas besar Pemerintah adalah mengelola Program Strategis Nasional Tol Laut mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, sosialisasi dan harmonisasi pelaku usaha, penyediaan kapal, pemanfaatan fasilitas pelabuhan, dukungan teknologi informasi, proses bisnis logistik dan evaluasi program. Hal inilah yang menjadikan Breaktrough bagi kemajuan maritim Indonesia.
Namun di sisi lain, mungkin masih banyak masyarakat belum tahu sebenarnya apa program Tol Laut, siapa saja stakeholder dan ekosistem yang terlibat, bagaimana perkembangan pelaksanaannya dan apa dampak terhadap perekonomian bangsa, apa tantangan dalam implementasinya serta permasalahan yang timbul dan dapat menjawab isu-isu yang berkembang seperti biaya logistik tinggi, sarana prasarana, sumber daya manusia, pendanaan, kelembagaan dan regulasi.
Menanggapi hal tersebut, Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Laut Capt. Wisnu Handoko menjelaskan, bahwa Tol Laut adalah salah satu Program Strategis Nasional yang dicanangkan di era Pemerintahan Presiden Joko Widodo dimana tujuan Tol Laut ini adalah untuk menjamin adanya konektivitas, adanya kapal yang secara terjadwal, teratur, tepat waktu melalui pelabuhan-pelabuhan yang ada di Indonesia mulai dari Indonesia Timur sampai dengan Indonesia Barat, mulai di Bagian Utara yaitu Pulau Miangas sampai di Bagian Selatan yaitu Pulau Rote.
Menurutnya, Program Tol Laut ini implementasinya diwujudkan dalam bentuk tambahan daripada trayek-trayek komersial yang sudah dijalankan oleh perusahaan pelayaran swasta. Namun, perusahaan yang telah berjalan tersebut tidak bisa memasuki seluruh pelabuhan yang dibangun oleh Kementerian Perhubungan, dimana total yang sudah dibangun ±636 Pelabuhan, mulai dari level Pelabuhan Utama, Pelabuhan Pengumpul, Pelabuhan Tingkat Pengumpan Regional, dan Pengumpan Lokal.
“Sebagian besar 85 persen (kapal-kapal Kontainer Tol Laut) kita arahkan menuju Indonesia Timur, ini adalah untuk memecahkan isu kesenjangan pemerataan pembangunan juga kita melaksanakan apa yang tercantum di dalam Nawa Cita dimana disana Pemerintah berkomitmen untuk membangun Indonesia dari 3TP (tertinggal, terpencil, terluar dan perbatasan),” ucap Dia.