REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perum Damri memastikan akan terus mengupayakan peningkatan pendapatan pada semester II tahun ini. Sebelumnya Damri bahkan kehilangan pendapatannya hingga 90 persen dikarenakan pandemi Covid-19.
Direktur Utama Damri Setia N Milatia Moemin mengatakan untuk mengupayakan peningkatan pendapatan, Damri mulai melakukan sinergi. “Kami berkolaborasi kembali dengan perusahaan BUMN, BUMD, dan swasta,” kata Milatia kepada Republika.co.id, Kamis (6/8).
Milatia mengatakan dengan melakukan sinergi tersebut dapat meningkatkan pendapatan pada semester selanjutnya. Dia memastikan, Damri akan melakukan kerja sama angkutan penumpang reguler, angkutan karyawan, angkutan shuttle, dan angkutan logistik.
Milatia menegaskan Damri tetap optimistis sektor transportasi di Indonesia dapat bangkit kembali pada kuartal ketiga dan akhir 2020. Hanya saja, Milatia mengatakan Damri juga perlu mengantisipasi ketidakpastian dinamika di tengah masa pandemi.
“Kami juga memastikan selalu siap menghadapi segala kemungkinan, kami menggarap sejumlah langkah yang lebih baik lagi ke depannya,” jelas Milatia.
Dia menuturkan, langkah tersebut yakni dengan mempersiapkan program Bus Sehat yang akan diimplementasikan pada semua segmen Damri. Termasuk juga angkutan perkotaan, antarkota, antarnegara, angkutan bandara, pariwisata, perintis dan logistik.
“Semua segmen ini tentunya akan mengikuti protokol kesehatan yang ketat sesuai arahan dari pemerintah pusat dan daerah,” tutur Milatia.
Sebelumnya, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto mengatakan struktur pertumbuhan ekonomi menurut lapangan usaha tercatat minus 5,32 persen. Sektor transportasi dan pergudangan mengalami pertumbuhan minus hingga 30,84 persen. Khusus angkutan darat, BPS mencatat penurunan hingga 17,65 persen.
Meskipun begitu, Suhariyanto berharap agar semua pihak optimistis pertumbuhan ekonomi kembali membaik pada kuartal ketiga 2020. Suhariyanto mengatakan peluang membaiknya perekonomian terbuka karena geliat ekonomi sudah mulai berjalan sejak akhir kuartal dua atau Juni 2020.
“Awal Juni sudah ada geliat dibanding Mei meski masih jauh dari kata normal. Kita harus bergandengan tangan, optimistis agar (ekonomi) semakin bergerak,” ujar Suhariyanto.