Jumat 07 Aug 2020 10:30 WIB

Tak Semua Pengembang Panas Bumi Dapat Kompensasi Eksplorasi

Kompensasi eksplorasi gas bumi hanya untuk kontraktor yang belum ber-PPA dengan PLN.

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Fuji Pratiwi
Direktur Panas Bumi Kementerian ESDM, Ida Nuryatin (tengah) saat mengunjungi PLT Panas bumi Patuha. Pemerintah berencana memberikan kompensasi biaya eksplorasi panas bumi untuk meningkatkan pengembangan panas bumi di Indonesia.
Foto: Istimewa
Direktur Panas Bumi Kementerian ESDM, Ida Nuryatin (tengah) saat mengunjungi PLT Panas bumi Patuha. Pemerintah berencana memberikan kompensasi biaya eksplorasi panas bumi untuk meningkatkan pengembangan panas bumi di Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah berencana memberikan kompensasi biaya eksplorasi panas bumi untuk meningkatkan pengembangan panas bumi di Indonesia. Sayangnya, tak semua pengembang mendapatkan kompensasi ini.

Baca Juga

Direktur Panas Bumi Ditjen EBTKE Kementerian ESDM Ida Nuryatin menjelaskan, nantinya kompensasi ini akan tertuang dalam Peraturan Presiden terkait EBT. Kelak, yang bisa mendapatkan kompensasi eksplorasi hanyalah pengembang yang belum melakukan kontrak penjualan (PPA) dengan PLN.

"Jadi tidak seluruh pengembang yang ada sekarang diberiakn kompensasi eksplorasi, yang belum memiliki PPA dengan PLN saja," ujar Ida dalam diskusi virtual, Kamis (6/8).

Ida menjelaskan, untuk Wilayah Kerja Panas bumi (WKP) yang memang sudah beroperasi ataupun sudah melakukan eksplorasi selama ini, sudah diakomodasi pemerintah. Sementara untuk para pengembangan baru WKP bisa mendapatkan kompensasi ini karena mereka juga melakukan eksplorasi sendiri.

"Harapan kami, kompensasi ini bisa meningkatkan geliat eksplorasi panas bumi," ujar Ida.

Ida mentargetkan Perpres EBT ini bisa rampung di akhir Agustus. Saat ini pemerintah masih melakukan invetarisasi kebutuhan insentif para pengembang panas bumi.

"Kami berharap dan targetnya Pepres itu selesai Agustus. Tapi kan kami enggak bisa buru-buru meski ini sudah lama juga kami bahas," ujar Ida.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement