Jumat 14 Aug 2020 09:17 WIB

Palestina Kritik Kesepakatan Israel-Uni Emirat Arab

Kelompok-kelompok Palestina mengkritik kesepakatan Israel-Uni Emirat Arab

Rep: Lintar Satria/ Red: Christiyaningsih
Kelompok-kelompok Palestina mengkritik kesepakatan Israel-Uni Emirat Arab. Ilustrasi.
Foto: AP/Adel Hana
Kelompok-kelompok Palestina mengkritik kesepakatan Israel-Uni Emirat Arab. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Kelompok-kelompok Palestina mengkritik kesepakatan Israel-Uni Emirat Arab. Mereka mengatakan kesepakatan tersebut tidak membantu kepentingan dan mengabaikan hak-hak rakyat Palestina. Hamas mengecam perjanjian tersebut.

"Kesepakatan ini jelas tidak membantu kepentingan rakyat Palestina, tapi membantu narasi Zionis, perjanjian yang terus mendukung pendudukan Israel ini mengabaikan hak-hak rakyat Palestina kami dan bahkan melanjutkan kejahatan terhadap rakyat kami," kata juru bicara Hamas Hazerm Qassem dalam pernyataannya seperti dilansir Aljazirah, Jumat (14/8).

Baca Juga

Kelompok gerakan Fatah mengatakan Uni Emirat Arab telah 'mengabaikan kewajiban nasional, agama, dan kemanusiaan' terhadap kepentingan Palestina. Anggota komite eksekutif Palestinian Liberation Organization (PLO) Hanan Ashrawi mengatakan Uni Emirat Arab 'membuka perjanjian rahasianya' dengan Israel.

"Israel mendapat hadiah karena tidak mendeklarasikan secara terbuka tindakan ilegal apa yang mereka lakukan pada Palestina dan terus-menerus sejak awal pendudukan," kata Ashrawi di Twitter.

Perjanjian mereka ditengahi oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Sesuai dengan isi kesepakatan, Israel telah menangguhkan rencana untuk mencaplok sebagian wilayah Tepi Barat yang diduduki.

Kesepakatan itu dicapai setelah pembicaraan antara Trump, Putra Mahkota Abu Dhabi Sheikh Mohammed bin Zayed, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu."Terobosan Besar hari ini! Perjanjian Perdamaian Bersejarah antara dua teman besar kami, Israel dan Uni Emirat Arab," tulis Trump di Twitter.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement