REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Menteri Pertahanan, Sakti Wahyu Trenggono mengatakan program Bela Negara masih dalam pembahasan untuk masuk dalam pelajaran di kampus. Ia mengatakan, program Bela Negara tidak wajib untuk diikuti dan hanya sebatas menjadi pilihan.
"Pilihan dan tidak wajib. (Sekarang) sedang dalam pembicaraan, intinya kan menyadarkan generasi milenial pentingnya Bela Negara," ujar Trenggono saat dihubungi melalui aplikasi pesan singkat, Selasa (18/8).
Trenggono menjelaskan, rencana itu berdasarkan program Bela Negara yang dimiliki Kementerian Pertahanan (Kemhan) dan program Merdeka Belajar yang dimiliki Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). Kemhan, kata dia, akan menawarkan para mahasiswa maupun mahasiswi program Bela Negara tersebut.
"Kita (Kemhan) kan ada program Bela Negara, sementara Kemendikbud ada program Merdeka Belajar. Nah kita menawarkan untuk mahasiswa mahasiswi yang berkeinginan untuk mengambil program pendidikan Bela Negara kita siapkan," jelasnya.
Sebelumnya, Trenggono menjelaskan pihaknya tengah menjajaki kerja sama dengan Kemendikbud agar para mahasiswa bisa ikut program Bela Negara. Dalam satu semester, kata dia, mahasiswa bisa ikut pendidikan militer dan nilainya akan dimasukkan ke dalam SKS yang diambil.
"Ini salah satu yang sedang kita diskusikan dengan Kemendikbud untuk dijalankan. Semua ini agar kita memiliki milenial yang tidak hanya kreatif dan inovatif, tetapi cinta bangsa dan negara dalam kehidupan sehari-harinya," jelas Trenggono dalam keterangannya, Ahad (16/8).
Trenggono menjelaskan, Kemhan melalui program Bela Negara akan terus menyadarkan masyarakat, terutama para milenial, untuk bangga sebagai orang Indonesia. Ia tak ingin Indonesia kalah dengan Korea Selatan yang mampu mengguncang dunia melalui budaya K-Pop. Jika dilihat dari sudut pertahanan, itulah cara mereka melalui industri kreatifnya memengaruhi dunia.
"Rasa bahwa saya adalah orang Indonesia, terlahir di Indonesia, memiliki kultur Indonesia, adat istiadat Indonesia. Kami ingin melalui program Bela Negara, milenial bangga terlahir di Indonesia, menjadi bagian dari warga dunia. Ini filosofi dari Program Bela Negara itu," katanya.
Dia juga menerangkan, Kemhan melalui program Bela Negara akan terus menyadarkan masyarakat untuk bangga sebagai orang Indonesia. Menurut dia, kecintaan terhadap negara oleh milenial bisa ditunjukkan dengan bergabung dalam Komponen Cadangan (Komcad).
"Komcad ini bukan wajib militer. Ini kesadaran dari warga masyarakat yang ingin membela negara jika terjadi perang, difasilitasi dengan memberikan pelatihan selama beberapa bulan. Usai latihan dikembalikan ke masyarakat. Jika negara dalam keadaan perang, mereka siap bertempur," jelas Trenggono.