REPUBLIKA.CO.ID, TARAKAN -- Di tengah terik matahari dan lalu-lalang beberapa penumpang di Pelabuhan SDF Tarakan, Kami siang (3/9) itu, tim Jamkesnews bertemu dengan Salmiah (41) wanita paruh baya yang sehari-hari mencari rejeki dengan berjualan di sana. Mulai dari minuman dingin, snack, dan kue ia jajakan dari pagi hingga sore.
Walaupun keuntungan yang didapat tidak seperti biasanya karena masa pandemi saat ini, namun demi keluarga yang dihidupinya Salmiah tetap semangat menjajakan dagangannya. Di sela aktivitasnya berjualan, Salmiah berbagi pengalamannya menjadi peserta Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) yang telah didaftarkan oleh pemerintah sebagai penerima bantuan iuran sejak 3 tahun lalu.
Ia bercerita awal mula ia menggunakan kartu JKN-KIS miliknya. Saat itu Salmiah merasa kondisi fisiknya semakin lemah. Ini dirasakan kurang lebih satu tahun terakhir dengan gejala kesemutan, pusing dan seluruh badan sakit serta lemas.
Ketika memeriksakan diri ke Puskesmas ia didiagnosa menderita penyakit Diabetes. Gula darahnya yang tinggi membuat Salmiah harus mengurangi makan nasi, gula, kue serta yang manis-manis. Dan Salmiah pun harus mengambil obat setiap sebulan sekali
“Awalnya saya tidak menyangka kalau saya bisa terkena diabetes. Saya pikir pola makan saya wajar saja seperti orang kebanyakan. Alhamdullilah saya sangat bersyukur, sakit yang saya alami cepat ditangani. Saya hanya perlu meminum obat rutin dan tidak harus dirujuk ke rumah sakit. Kini kondisi saya sudah berangsur membaik sampai hari ini,” ujarnya.
Setelah setahun menjalani pengobatan rutin, kadar gula Salmiah berangsur menurun. Kini Salmiah mengaku jika dirinya sudah bisa melakukan aktifitas harian mulai dari yang ringan hingga yang berat.
Dirinya juga sudah kembali berjualan untuk menafkahi keluarganya. Keadaan ekonomi yang cukup sulit membuat Salmiah ingin segera sembuh dari penyakitnya. Beruntung saat itu biaya pengobatannya semua sudah ditanggung program JKN-KIS.
“Terima kasih JKN-KIS dan BPJS Kesehatan. Saya sangat bersyukur biaya pengobatan saya semua gratis. Saya tidak keluar uang sepeser pun. Dengan JKN-KIS saya merasa aman dan terus berjuang untuk segera sembuh," katanya.
"Karena sakit itu nggak enak dan saya juga perlu mencari uang untuk biaya sekolah anak-anak saya. Untungnya sebagai masyarakat tidak mampu, saya mendapat perhatian dari pemerintah dengan terdaftar sebagai penerima bantuan iuran. Hidup saya tertolong oleh pemerintah melalui program ini,” tutupnya.