REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Said Didu, salah satu deklarator Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI), mengaku tidak ambil pusing atas berbagai tuduhan yang dialamatkan kepada kelompoknya. KAMI berkomitmen tetap pada tujuan menyelamatkan Indonesia sesuai inisiasi pembentukkannya.
Said mengatakan wajar jika aksi KAMI mendapat perlawanan dari kubu lain. Sebab sejumlah poin yang diutarakan KAMI seperti penolakan Omnibus Law pastinya membuat gerah kubu "Penguasa".
"Kami tidak mau lagi menanggapi hal seperti itu. Disebut barisan sakit hati dan macam-macam ya sudahlah tidak akan berpengaruh," kata Said pada Republika.co.id, Rabu (19/8).
Said menyindir kubu penguasa biasanya melakukan serangan balik ketika diserang oposisi. Said merasa terbiasa atas respon serangan balik tersebut karena sikapnya sering berseberangan dengan pemerintahan Jokowi.
"Percuma mereka melakukan itu karena biasanya digerakkan oleh kekuasaan. siapa yang melakukan? jawabannya sama," ujarnya.
Said menyatakan usaha meredam KAMI tak menyusutkan semangat untuk menyelamatkan Indonesia dari keterpurukan. "Normal-normal saja, itu sekedar bumbu penyemangat perjuangan," ucapnya.
Untuk saat ini, KAMI baru fokus pada usaha konsolidasi dari tingkat nasional hingga ke daerah. KAMI juga menyasar WNI di luar negeri untuk bersuara menyelamatkan bangsanya. KAMI belum mengagendakan kegiatan massa berskala besar dalam waktu dekat ini.
"Sekarang sedang konsolidasi di berbagai daerah sampai ke luar negeri. harapannya dengan menyatunya rakyat menyuarakan keselamatan negara maka orang-orang yang ingin berbuat seenaknya di negeri ini tidak lagi melakukan hal seperti itu," tegas Said.
Sebelumnya, KAMI mengadakan deklarasi di Tugu Prokolamasi pada Selasa (18/7). Acara itu dihadiri sejumlah tokoh yang cenderung berseberangan dengan pemerintahan Jokowi seperti Said Didu, Din Syamsuddin, Gatot Nurmantyo, Rocky Gerung.