Ahad 30 Aug 2020 04:14 WIB

BPBD: Warga Lebak Mulai Kesulitan Air Bersih

BPBD Lebak menyiapkan tiga mobil tangki dengan kapasitas 6.000 liter/tangki.

Kesulitan Air Bersih. Warga mengambil air saat pengiriman air bersih dengan tangki (Ilustrasi)
Foto: Republika/ Wihdan
Kesulitan Air Bersih. Warga mengambil air saat pengiriman air bersih dengan tangki (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak menyebutkan masyarakat di daerah ini selama sepekan terakhir mulai kesulitan air bersih.

"Kami menerima laporan dari Camat Gunungkencana bahwa warganya kini kesulitan air bersih setelah sumber mata air, sumur air bawah tanah dan pompa jet pump warga telah mengering," kata Maryo, seorang petugas BPBD Kabupaten Lebak di Lebak, Sabtu (29/8).

Baca Juga

Masyarakat yang menjadi langganan kekeringan saat musim kemarau hingga menimbulkan kesulitan air bersih di Kabupaten Lebak, di antaranya Kecamatan Gunungkencana, Warunggunung, Maja, Cirinten, Cirinten, Bojongmanik, Leuwidamar, Muncang, Cipanas, Sajira, Kalanganyar, Curugbitung, dan Cibadak.

Namun, katanya, baru Kecamatan Gunungkencana yang melaporkan kesulitan air bersih warganya karena kekeringan.

BPBD Lebak menyiapkan tiga mobil tangki dengan kapasitas 6.000 liter/tangki untuk menyalurkan pasokan air bersih ke daerah-daerah yang warganya mengalami kekeringan.

"Kami berharap pekan depan sudah bisa menyalurkan pasokan air bersih itu," katanya.

Camat Gunungkencana Firman mengatakan beberapa desa di wilayahnya mengalami kesulitan air bersih akibat kemarau.

Bahkan, sejumlah sumur bawah tanah pun mengering.

Untuk memenuhi kebutuhan air bersih, katanya, warga terpaksa menggunakan jasa tukang ojek ke sumber mata air ke luar daerah.

Mereka yang membeli air bersih dengan biaya tukang ojek harganya antara Rp10.000 sampai Rp20.000 untuk satu bak mandi berukuran 2X1,5 meter.

"Kami telah mengajukan permohonan ke BPBD setempat untuk segera didistribusikan pasokan air bersih agar bisa memenuhi kebutuhan MCK," katanya.

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement