Selasa 01 Sep 2020 17:18 WIB

Kematian Akibat Covid-19 di Pusat Infeksi Victoria Menurun

Kematian dan kasus Covid-19 di Victoria dilaporkan di tingkat terendah.

Red: Nur Aini
Pejalan kaki bermasker melintas di psat bisnis Melbourne, Australia, Rabu (22/7). Pemerintah Australia melaporkan rekor baru kasus Covid-19 di Victoria dan memicu kekhawatiran gelombang kedua.
Foto: James Ross/AAP Image via AP
Pejalan kaki bermasker melintas di psat bisnis Melbourne, Australia, Rabu (22/7). Pemerintah Australia melaporkan rekor baru kasus Covid-19 di Victoria dan memicu kekhawatiran gelombang kedua.

REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY -- Negara bagian terpadat kedua di Australia, Victoria, pusat infeksi Covid-19 di negara itu, pada Selasa (1/9) melaporkan kenaikan terendah dalam kematian terkait virus dalam dua minggu ketika wabah gelombang kedua mereda.

Victoria mengatakan lima orang meninggal karena Covid-19 dalam 24 jam terakhir, kenaikan satu hari terendah sejak 15 Agustus. Sementara, 70 orang dinyatakan positif mengidap virus corona baru, terendah dalam tujuh minggu.

Baca Juga

Penurunan jumlah kasus baru terjadi ketika ibu kota negara bagian Melbourne memasuki pekan keempat dari penguncian selama enam minggu yang membuat penduduk terkurung di rumah mereka, jam malam diberlakukan dan sebagian besar aktivitas ekonomi diperintahkan untuk ditutup. Pembatasan ditetapkan untuk dilonggarkan akhir bulan ini. Kepala Pemerintahan Negara Bagian Daniel Andrews dijadwalkan untuk merinci jadwal pelonggaran pembatasan pada Ahad.

Pejabat kesehatan mengatakan Victoria diperkirakan akan mengurangi infeksi harian baru menjadi hampir satu digit pada pertengahan September, turun dari lebih dari 700 kasus baru sehari bulan lalu, tetapi memperingatkan risiko wabah baru akan tetap ada.

"Masih akan ada kasus, masih akan ada wabah. Itulah mengapa pekan-pekan dan bulan-bulan mendatang sangat penting," kata Andrews kepada wartawan di Melbourne.

Australia telah mencatat hampir 26.000 infeksi Covid-19 dan 657 kematian akibat virus tersebut, jauh lebih sedikit daripada banyak negara maju lainnya, meskipun pembatasan untuk memperlambat penyebaran virus telah berdampak signifikan pada ekonominya. Data resmi yang dirilis pada Rabu diperkirakan menunjukkan negara itu telah memasuki resesi pertama dalam tiga dekade, sementara pengangguran efektif ditetapkan di atas 13 persen.

Berusaha untuk menopang ekonomi, Bank Sentral Australia telah menurunkan suku bunga menjadi hanya 0,25 persen dan diharapkan untuk menegaskan kembali kesediaannya untuk berbuat lebih banyak jika diperlukan pada pertemuan kebijakan pada Selasa.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement