Rabu 02 Sep 2020 15:48 WIB

Masyarakat Adat di Manokwari Lepas 301 Tukik ke Laut

Pelepasan tukik sebagai upaya menjaga kelestarian alam di wilayah tersebut.

Tiga ekor tukik berjalan menuju ke laut ketika dilepasliarkan di pesisir pantai (ilustrasi)
Foto: ANTARA/Kornelis Kaha
Tiga ekor tukik berjalan menuju ke laut ketika dilepasliarkan di pesisir pantai (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, MANOKWARI -- Masyarakat adat di Kampung Sabuni, Distrik Masni, Kabupaten Manokwari, Provinsi Papua Barat melepas sebanyak 301 ekor tukik (anak penyu) ke laut. Pelepasan tukik sebagai upaya menjaga kelestarian alam di wilayah tersebut.

Kepala Suku Arfak di Kampung Sabuni Apner Mandacan, pada kegiatan tersebut, Rabu (2/9) menjelaskan pelestarian penyu di lokasi tersebut merupakan kegiatan swadaya yang dilakukan masyarakat adat pemilik hak ulayat. Dengan dukungan dana kampung, kata dia, masyarakat pun membangun tempat penangkaran telur penyu. Sebelum dilepas ke habitatnya, ratusan tukik ini menjalani karantina di lokasi penangkaran selama satu bulan.

Baca Juga

"Di lokasi penetasan telur-telur penyu itu kita jaga dari bulan Januari sampai Juli. Setelah menetas kita pindahkan ke penangkaran, lalu setelah berusia satu bulan baru kita lepas hari ini ke laut," katanya. "Memang harus kita jaga karena biasanya orang masuk tanpa melapor ke daerah ini," tambah Apner.

Selain pemerintah kampung, kata Apner Mandacan, kegiatan masyarakat adat ini juga mendapat dukungan dari tim peneliti Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) Konservasi PenyuUniversitas Papua (UNIPA). Anggota tim peneliti PPM Konservasi Penyu Unipa, Alberto Jhonatan Allomenjelaskan di dunia diketahui ada tujuh jenis penyu. Enam di antaranya ada di Indonesia dan dari enam jenis itu empat di antaranya ada di Papua Barat.

"Empat jenis penyu yang ada di Papua Barat itu yaitu penyu sisik, penyu lekang, penyu hijau, serta penyu belimbing. Empat jenis penyu ini ada di wilayah Perairan Sabuni namun yang lebih dominan saat ini penyu lekang dan penyu hijau," katanya.

Ia menjelaskan sebanyak 301 tukik yang dilepas pada Rabu (2/9) itu dari jenis penyu sisik dan penyu lekang. "Tukik penyu sisik ada 205 ekor dan tukik penyu lekang 96 ekor. Selain tukik, ada satu induk penyu hijau yang dilepas. Indukan ini habis bertelur, untuk menjaga agar tidak tertangkap predator waktu itu masyarakat membawanya ke lokasi penangkaran," katanya.

Saat ini, tim peneliti bersama masyarakat masih menjaga sebanyak 200 butir telur penyu hijau. Diperkirakan tiga pekan mendatang telur-telur tersebut sudah menetas. Pelepasan tukik penyu di pantai utara Manokwari ini dihadiri pelaksana harian Bupati Manokwari, Edi Budoyo serta Kapolres Manokwari AKBP Nanang Kurniawan.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement