Rabu 09 Sep 2020 12:56 WIB

Mulan Tuai Kontroversi karena Syuting di Xinjiang

Aktivis Joshua Wong Wong dan aktivis kemanusiaan menuduh Disney bersujud kepada China

Rep: Dwina Agustin/ Red: Christiyaningsih
Film Mulan
Foto: dok Disney
Film Mulan

REPUBLIKA.CO.ID, SHANGHAI -- Film terbaru Walt Disney, Mulan, telah rilis beberapa hari lalu di layanan streaming berbayar. Setelah penayangan itu, banyak pihak menggugat film yang berlatar di China karena sebagian difilmkan di Xinjiang yang bermasalah dan dukungan pemerannya terhadap polisi Hong Kong.

Live action versi animasi tahun 1998 ini pun menjadi perbincangan banyak pihak tetapi dalam sisi yang berbeda. Kontroversi menyelimuti film ini hingga melahirkan seruan boikot untuk menontonnya.

Baca Juga

Aktivis demokrasi Hong Kong, Joshua Wong, dan pengguna internet di Taiwan serta Thailand termasuk di antara yang mempromosikan tagar #BoycottMulan dan #BanMulan di Twitter. Meski sebenarnya gugatan terhadap Mulan telah berlangsung sejak tahun lalu.

Dengan serangkaian kontroversi itu, Wong dan aktivis kemanusiaan menuduh Disney bersujud kepada China. "Kami mendesak orang-orang di seluruh dunia untuk memboikot film baru Mulan," katanya.

Aktris kelahiran China daratan yang memerankan karakter utama Mulan, Liu Yifei, menyatakan dukungannya di media sosial untuk polisi di Hong Kong pada tahun lalu. Saat itu kota tersebut diguncang oleh kerusuhan anti-pemerintah dan membuat bentrokan antara demonstran dan polisi.

Seruan agar orang-orang memboikot film tersebut semakin marak pekan ini karena hubungannya dengan wilayah barat Xinjiang. Wilayah ini dikenal sebagai tempat China menahan etnis Uighur dan Muslim lainnya.

Selain itu, beberapa organisasi negara di Xinjiang muncul dalam kredit film tersebut. Termasuk biro yang menjalankan penahanan yang diklaim sebagai kamp pelatihan oleh pemerintah China.

"Dalam #Mulan baru, @Disney berterima kasih kepada biro keamanan publik di Turpan, yang telah terlibat dalam kamp interniran di Turkistan Timur," kata Kongres Uyghur Dunia yang berbasis di Munich pada Senin (7/9).

Meski isu ini kembali muncul, juru bicara Kementerian Luar Negeri China Zhao Lijian menyatakan kembali penolakan atas tuduhan pendirian tempat penahanan. Dia menegaskan, fasilitas di sana merupakan lembaga kejuruan dan pendidikan dan menuduh pasukan anti-China mencoreng kebijakan Xinjiang.

Film dengan biaya produksi 200 juta dolar AS ini telah dijadwalkan untuk diputar di bioskop pada Maret, tetapi peluncurannya ditunda akibat pandemi Covid-19. Bulan lalu, Disney mengatakan Mulan akan melewatkan sebagian besar penayangan di bioskop dan langsung dapat dinikmati di Disney+ seharga 30 dolar AS untuk pelanggan di Amerika Serikat.

Namun film ini tetap akan ditayangkan di bioskop-bioskop di China yang menjadi pasar penting untuk studio Hollywood. Penayangan perdana akan mulai pada 11 September.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement