REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Pemerintah Amerika Serikat (AS) telah mencabut visa untuk lebih dari seribu warga China. Tindakan itu dilakukan guna menangguhkan masuknya pelajar dan peneliti China yang dianggap akan menimbulkan risiko keamanan.
"Mulai 8 September 2020, Departemen telah mencabut lebih dari 1.000 visa warga negara Cina yang ditemukan tunduk pada Proklamasi Presiden 10043 sehingga tidak memenuhi syarat untuk mendapatkan visa," kata seorang juru bicara Departemen Luar Negeri (Deplu) AS pada Rabu (9/9).
Proklamasi Presiden 10043 dirilis Donald Trump pada 23 Mei lalu. Hal itu menjadi bagian dari respons AS terhadap pembatasan demokrasi oleh China di Hong Kong. Menurut juru bicara Deplu AS, mahasiswa pascasarjana dan peneliti China terkategori "berisiko tinggi" dan tak memenuhi persyaratan perolehan visa hanya segelintir kecil. Mahasiswa dan cendekiawan yang sah akan terus disambut di AS.
Sebelumnya, Plt Kepala Departemen Keamanan Dalam Negeri AS Chad Wolf mengungkapkan AS telah memblokir visa mahasiswa pascasarjana dan peneliti tertentu asal China. Hal itu dilakukan karena mereka diduga terkait dengan strategi fusi militer China. Menurutnya, pencegahan agar mereka tak menginjakkan kaki di AS diambil agar tak ada pencurian data atau penelitian sensitif dilakukan.
Wolf kembali mengutarakan tudingan bahwa China melakukan praktik bisnis tidak adil serta spionase industri. Dia pun menuduh Beijing berupaya mencuri hasil penelitian tentang Covid-19. China disebut menyalahgunakan visa pelajar untuk mengeksploitasi akademisi Amerika.
Sekitar 360.000 warga negara China belajar di AS. Hal itu mendatangkan pendapatan yang signifikan bagi perguruan tinggi di Negeri Paman Sam. Namun, pandemi Covid-19 telah sangat mengganggu kembalinya para pelajar dan mahasiswa ke kampus pada semester musim gugur ini.