Sabtu 12 Sep 2020 14:30 WIB

Israel Sambut Normalisasi Hubungan dengan Bahrain

Israel telah capai kesepakatan normalisasi hubungan diplomatik dengan Uni Emirat Arab

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Friska Yolandha
 Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memberikan pernyataan di Bandara Internasional Ben Gurion, di Lod, dekat Tel Aviv, Israel, 17 Agustus 2020. Maskapai Israel akan terbang perdana ke UEA pada Senin.
Foto: EPA
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memberikan pernyataan di Bandara Internasional Ben Gurion, di Lod, dekat Tel Aviv, Israel, 17 Agustus 2020. Maskapai Israel akan terbang perdana ke UEA pada Senin.

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyambut kesepakatan normalisasi diplomatik antara negaranya dan Bahrain. Menurutnya, pencapaian tersebut akan menjadi fase baru perdamaian.

"Warga Israel, saya dengan senang hati memberi tahu Anda bahwa malam ini kita akan mencapai kesepakatan damai lain dengan negara Arab lainnya, Bahrain," kata Netanyahu dalam sebuah pernyataan video yang dirilis pada Jumat (11/9), dikutip laman Times of Israel.

Jika sebelumnya Israel membutuhkan waktu 26 tahun untuk melakukan normalisasi dengan Uni Emirat Arab (UEA), kali ini hanya diperlukan 29 hari agar perjanjian damai bersama Bahrain dapat tercapai. 

"Ini adalah era baru perdamaian", ujar Netanyahu.

Sama seperti sebelumnya, Amerika Serikat (AS) memainkan peran penting dalam proses normalisasi Israel dengan Bahrain. "Terobosan bersejarah lainnya lainnya hari ini. Dua teman hebat kami Israel dan Kerajaan Bahrain menyetujui perjanjian damai - negara Arab kedua yang melakukan perjanjian damai dengan Israel dalam 30 hari," kata Presiden AS Donald Trump saat mengumumkan kesepakatan normalisasi Israel dan Bahrain melalui akun Twitter pribadinya.

Dalam pernyataan bersama yang dirilis AS, Israel, dan Bahrain, disebutkan mereka akan tetap memikirkan penyelesaian konflik Israel-Palestina. Ketiga negara bertekad mencapai "resolusi yang adil, komprehensif, dan langgeng guna memungkinkan rakyat Palestina mencapai potensi penuh mereka."

Israel telah mencapai kesepakatan normalisasi hubungan diplomatik dengan Uni Emirat Arab (UEA) pada 13 Agustus. Menurut Putra Mahkota UEA Sheikh Mohammad bin Zayed Al Nahyan, dengan tercapainya kesepakatan normalisasi, Israel setuju menghentikan rencana pencaplokan Tepi Barat.

Namun Netanyahu telah menegaskan, encana tersebut tak sepenuhnya disingkirkan. Dia mengatakan akan tetap menjalin koordinasi dengan AS perihal pencaplokan Tepi Barat. 

“Tidak ada perubahan dalam rencana saya untuk menerapkan kedaulatan kami di Yudea dan Samaria (Tepi Barat), dalam koordinasi penuh dengan AS. Saya berkomitmen, itu tidak berubah," kata Netanyahu pada hari kesepakatan normalisasi hubungan diplomatik dengan UEA diumumkan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement