Ahad 13 Sep 2020 12:06 WIB

Pandu Ungkap Kelebihan Pembatasan Sosial Skala Komunitas

Pandu Riono optimistis PSBK bisa menekan laju Covid-19.

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Indira Rezkisari
Warga berjalan melintasi mural bertema Covid-19 di kawasan Bukit Duri, Tebet, Jakarta Selatan. Epidemiolog dari Universitas Indonesia Pandu Riono memandang Pembatasan Sosial Berskala Komunitas (PSBK) cenderung lebih efektif ketimbang Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
Foto: Republika/Thoudy Badai
Warga berjalan melintasi mural bertema Covid-19 di kawasan Bukit Duri, Tebet, Jakarta Selatan. Epidemiolog dari Universitas Indonesia Pandu Riono memandang Pembatasan Sosial Berskala Komunitas (PSBK) cenderung lebih efektif ketimbang Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Epidemiolog dari Universitas Indonesia Pandu Riono memandang Pembatasan Sosial Berskala Komunitas (PSBK) cenderung lebih efektif ketimbang Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Konsep PSBK sudah pernah digulirkan dokter Pandu beberapa waktu lalu namun baru-baru ini Presiden Joko Widodo menggaungkan istilah serupa dengan nama Pembatasan Sosial Berskala Mikro (PSBM).

Contoh PSBM atau PSBK mirip seperti yang dijalankan di Jawa Barat. PSBK dipandang dokter Pandu lebih efektif karena kekuatan ikatan antar masyarakat lebih kuat.

Baca Juga

"Dulu saya konsepkan pembatasan sosial berskala komunitas karena lebih sustain. Komunitas tidak harus RT, RW tapi bisa di tempat kerja, pabrik, pecinta sepeda. Gunanya supaya saling mendidik dan menjaga satu sama lain di dalam komunitasnya," kata dokter Pandu pada Republika, Ahad (13/9).

Pada Jumat lalu, Presiden Jokowi menggulirkan wacana PSBM dengan penguatan pembatasan sosial dilakukan di tingkat RT dan RW. Jokowi memandang PSBM bakal lebih efektif menekan lajut Covid-19 karena didasari pengalaman empiris.