REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indeks Modal Manusia (Human Capital Index) 2020 Indonesia mengalami kenaikan menjadi 0,54, dari 0,53 pada 2018. Data ini disampaikan dalam laporan terbaru Bank Dunia bertajuk The Human Capital Index 2020 Update: The Human Capital in the Time of Covid-19.
Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu mengatakan, kenaikan peringkat yang didapatkan Indonesia menunjukkan dampak positif dari upaya pemerintah untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui APBN.
"Ini membuktikan hasil belanja negara untuk human capital sudah mulai terlihat," ujarnya, dalam keterangan resmi yang diterima Republika, Sabtu (19/9).
HCI merupakan salah satu program Bank Dunia yang didesain untuk menjelaskan bagaimana kondisi kesehatan dan pendidikan dapat mendukung produktivitas generasi yang akan datang. HCI mengombinasikan komponen-komponen probabilitas hidup hingga usia lima tahun (survival), kualitas dan kuantitas pendidikan, serta kesehatan termasuk isu stunting.
Komponen tersebut merupakan bagian utama dari pengukuran produktivitas tenaga kerja di masa depan dari anak yang dilahirkan saat ini.
Secara lebih detail, dalam laporan Bank Dunia, komponen survival Indonesia meningkat menjadi 0,98 dari sebelumnya 0,97, sedangkan kualitas pendidikan sebesar 395. Pada sisi lain, durasi waktu sekolah anak Indonesia berada pada 7,8, turun dari sebelumnya 7,9.
Sementara itu, untuk komponen kesehatan, terdapat kenaikan signifikan dari 0,66 menjadi 0,72. Angka ini menggambarkan terjadinya kenaikan jumlah anak yang tidak mengalami stunting dan mengalami keterbatasan kognitif dan fisik.
Skor HCI 2020 sendiri diolah berdasarkan data baru dan diperluas untuk masing-masing komponennya hingga Maret 2020. Dengan demikian, laporan tersebut belum memperhitungkan dampak Covid-19 pada sumber daya manusia.
Meski demikian, Febrio menyampaikan, laporan ini memberikan gambaran nyata atas hasil dari upaya-upaya yang dilakukan pemerintah dalam meningkatkan kualitas human capital. Khususnya, terkait pendidikan, kesehatan, dan generasi milenial.
Untuk terus meningkatkan human capital, pemerintah mengalokasikan alokasi 20 persen anggaran untuk pendidikan. Selain itu, meningkatkan kualitas guru dan manajemen sekolah dan proses belajar mengajar peserta didik.
Dalam menyongsong pembangunan digital, Pemerintah Indonesia memperbaiki kurikulum pendidikan, memperkuat kompetensi melalui pelatihan vokasi dan program magang, serta pelaksanaan sertifikasi profesi di seluruh institusi di wilayah Indonesia.
Khusus sektor kesehatan yang menjadi concern besar saat ini, Febrio mengatakan, pemerintah akan terus mengoptimalisasi capaian atas alokasi lima persen anggaran untuk beberapa apsek kesehatan.
Di antaranya, peningkatan kualitas dan akses terhadap layanan / sarana kesehatan yang berkualitas bagi setiap orang termasuk dalam hal pemenuhan gizi dan pengurangan stunting. Selain itu, meningkatkan kompetensi tenaga kesehatan, dan memperkuat sistem jaminan kesehatan nasional.
Febrio menekankan, pandemi Covid-19 merupakan wake-up call bagi dunia tentang pentingnya investasi dalam pengembangan kapasitas kesiapan dan respons menghadapi pandemi. "Penguatan sektor kesehatan nasional yang menjadi prioritas nasional Indonesia akan terus dilakukan melalui upaya peningkatan fasilitas kesehatan, dukungan untuk tenaga medis, serta penyediaan vaksin," katanya.
Selain kesehatan, momentum perbaikan skor HCI Indonesia perlu ditindaklanjuti dengan penguatan sistem pendidikan di Indonesia agar sumber daya manusia Indonesia lebih siap untuk menghadapi tantangan global di masa yang akan datang.