REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kotak mengakui musik dan karyanya terus berubah, terlebih setelah masing-masing personel menikah dan berkeluarga. Menurut band yang sudah 16 tahun bermusik itu, perubahan demikian sangat wajar, bahkan perlu.
"Perubahan lirik ada banget, bisa dilihat dari lagu-lagu kita di album Identitas, banyak tentang isu sosial dan apa yang orang rasakan. Lagu-lagunya lebih 'dalam'," ungkap Chua, pemain bas Kotak pada konferensi pers virtual Jumat (25/9).
Menurut Chua, Kotak memang sengaja mengusung hal berbeda setiap mengeluarkan album. Keputusan itu dianggapnya turut berkontribusi pada anggapan bahwa musik Kotak tidak lagi sama dengan dahulu.
Sama halnya saat menggarap Identitas yang merupakan album terbaru mereka. Kotak berupaya mengikuti perkembangan zaman, dan memasukkan pula elemen dari musik yang tengah digandrungi audiens.
Kotak pun tidak ragu bereksperimen. Salah satunya, Chua menampilkan aksi nge-rap pada salah satu lagu, "Teman Palsu". Meski di album sebelumnya pernah ada aksi serupa, tapi menurut dia inovasi itu tetap menyenangkan.
"Sebenarnya, jujur tadinya mau kolab sama A, B, C. Udah siap nama-nama rapper terkenal, selebgram jago nge-rap. Cuma anak-anak bilang, ngapain sih keluar budget lagi, udah lah kita-kita aja," kata Chua berseloroh.
Cella sang gitaris sepakat dengan perubahan yang disampaikan Chua. Dia, Chua, dan Tantri, ingin terus berkarya dan mengembangkan diri, tidak mau hanya terhenti pada satu titik. Ada idealisme dan perenungan yang mereka usung.
"Kalau ada yang tanya, Kotak tiap album kok enggak kayak kemarin-kemarin lagi. Kalau mau dengar yang sama mending dengar lagi yang kemarin. Kalau mau Kotak berkembang, memang musik yang digarap berubah," tutur Cella.