Selasa 06 Oct 2020 16:45 WIB

Dr Tirta Siap Pasang Badan Bela Najwa Sihab

Tirta sebenarnya tak terlalu setuju dengan cara Najwa Sihab melakukan wawancara itu.

Rep: Mabruroh/ Red: Andi Nur Aminah
Tirta Mandira Hudhi
Foto: Dompet Dhuafa
Tirta Mandira Hudhi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presenter Najwa Sihab dilaporkan oleh relawan Jokowi bersatu di Polda Metro Jaya. Menanggapi laporan tersebut, Dr Tirta Mandira Hudhi mengaku siap pasang badan membela Najwa Sihab.

Influencer Tirta mengatakan, bahwa ia sebenarnya tidak terlalu setuju dengan cara Nana, sapaan akrab Najwa Sihab, yang melakukan wawancara bangku kosong. Karena menurut dia ada cara yang lebih elegan. Akan tetapi, ia juga sangat tidak setuju dengan cara lapor-lapor polisi.

Baca Juga

"Saya enggak akan setega itu tiba-tiba lapor, tiba-tiba lapor. Ada cara lain kan? Karena ini terkait persepsi. Tidak setuju bukan berarti harus melaporkan. Ini pelapor pakai bawa-bawa relawan presiden pula," kata Tirta melalui postingannya di akun Instagram, Selasa (6/10).

Menurut Tirta, apabila tidak setuju dengan argumen orang lain bukan berarti harus memaksakan opininya. Semua orang, dia mengatakan, memiliki hak yang sama menyampaikan pendapatnya. "(Jadi) Mbak Nana juga berhak melakukan itu. Melaporkan tindakan Mbak Nana ke polisi, menurut saya adalah salah satu tindakan yang menciderai kebebasan berpendapat di negeri ini," ujar Tirta. 

Tirta menilai, Najwa tidak salah. "Dia enggak salah kok? Itu kan hak ekspresi dia kalau enggak suka, ya lawan dengan narasi argumenmu," sambungnya. 

Ia juga menambahkan, apabila laporan tersebut diterima kepolisian, Tirta menegaskan dia akan siap untuk pasang badan membela Najwa. "Jika Mbak Nana beneran dilaporkan, saya siap pasang badan sebagai tameng terdepan. Ini hak berpendapat setiap orang

Sara juga kagak kok, cuma caranya doank yang kontroversial. Penjara akan penuh karena orang baperan kalau gini caranya," tambah Tirta.

Sebelumnya, relawan Jokowi mengaku tersinggung atas acara wawancara bangku kosong yang dipresentasikan sebagai Menteri Terawan dalam acara Mata Najwa. Menurut mereka, tindakan yang dilakukan Najwa sebagai cyber bullying, karena narasumber tidak hadir kemudian diwawancarai dan dijadikan parodi.

Pelapor, menganggap parodi tersebut merupakan tindakan yang tidak boleh dilakukan kepada pejabat negara, khususnya menteri. Mengingat Menkes Terawan adalah representasi dari pada Presiden Republik Indonesia. "Kejadian wawancara kursi kosong Najwa Shihab melukai hati kami sebagai pembela presiden. Karena Menteri Terawan adalah representasi dari presiden Republik Indonesia Joko Widodo," ujar Ketua Umum Relawan Jokowi Bersatu, Silvia Devi Soembarto, saat ditemui di Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Selasa (6/10).

 

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement