Rabu 07 Oct 2020 12:21 WIB

Permintaan Jahe Merah Melonjak saat Pandemi

Permintaan jahe merah meningkat 138 persen pada Januari hingga Agustus 2020.

Rep: M Nursyamsi/ Red: Friska Yolandha
Permintaan jahe merah meningkat 138 persen pada Januari hingga Agustus 2020
Foto: PxHere
Permintaan jahe merah meningkat 138 persen pada Januari hingga Agustus 2020

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anak usaha Sinar Mas Agribusiness and Food, PT Bumipalma Lestaripersada (BPLP), mendorong pengembangan budidaya jahe merah lewat program Desa Makmur Peduli Api (DMPA) di Riau. CEO Sinar Mas Agribusiness and Food Riau Franciscus Costan mengatakan program ini telah berlangsung sejak 2019. Ia menyebut permintaan jahe merah melonjak tinggi saat pandemi dan sejalan dengan upaya mencegah kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di area tersebut.

"Jahe merah memperbaiki imunitas tubuh, meningkatan pendapatan, dan mencegah karhutla di Riau," ujar Franciscus dalam siaran pers di Jakarta, Rabu (7/10).

Baca Juga

Franciscus mengatakan budidaya jahe merah merupakan komoditas Pertanian Ekologis Terpadu (PET). Dari hasil penelitian untuk Food Industry Asia yang dilakukan oleh lembaga riset AiPalette, konsumen Indonesia memilih jahe merah untuk meningkatkan imunitas tubuh. 

"Permintaan jahe merah meningkat 138 persen pada Januari hingga Agustus 2020 dibandingkan periode yang sama tahun lalu," ucapnya. 

Dia menerangkan program PET-DMPA yang memiliki lebih dari 124 anggota bertujuan mengajak masyarakat meninggalkan pola pertanian membakar lahan dan menggantinya dengan pertanian ramah lingkungan dan lebih produktif. Dengan demikian, masyarakat dapat mencegah karhutla sekaligus meningkatkan kesejahteraannya melalui pendapatan tambahan. 

Upaya bersama dalam budi daya jahe merah ini mendapatkan dukungan baik dari PT BPLP maupun pemerintah daerah melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). Meski masih dalam skala yang kecil dan masih tahap awal, masyarakat sepakat membentuk Forum Tani Makmur Mas sebagai wadah untuk mengelola upaya bersama tersebut. Ia meyakini jahe merah merupakan tanaman yang baik untuk meningkatkan pendapatan masyarakat dan mengurangi ketergantungan terhadap pembukaan lahan. 

"Saat ini, pandemi telah meningkatkan minat konsumen pada pengobatan tradisional seperti jahe merah untuk meningkatkan kekebalan tubuh. Jadi meskipun program masih pada tahap awal, kami yakin akan memiliki dampak positif yang bertahan lama," kata Franciscus.

Untuk memberikan nilai tambah, Sinar Mas Agribusiness and Food mendampingi masyarakat membuat jahe merah bubuk agar dapat disimpan lebih lama dibandingkan jahe merah yang belum diolah. Selain itu, pengemasan yang menarik diharapkan dapat meningkatkan daya tarik pasar terhadap produk jahe merah. 

"Saat ini pengolahan jahe merah menjadi jahe merah bubuk telah terlaksana di Desa Karya Tani, dan diharapakan dapat diperluas ke desa-desa lainnya," ungkap dia. 

Dalam mendukung program ini, Sinar Mas Agribusiness and Food menempatkan tiga orang tenaga ahli serta dukungan bahan dan alat belajar, bantuan bibit jahe, benih sayuran, dan bibit nenas madu kepada masyarakat saat mereplikasi program di lahannya masing-masing. Ke depan, lanjut dia, keberhasilan program ini akan diperluas ke desa-desa lain di sekitar area operasional perusahaan. Dalam tahap pertama ini, kelompok tani dapat memanen total 62 ton. Masing-masing anggota kelompok tani bisa mendapat tambahan penghasilan sebanyak 15 juta rupiah per keluarga. Tanaman jahe merah di tanam di masing-masing area lahan petani seluas seperempat hektare.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement