REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pihak Kepolisian berjanji bakal mengusut sponsor daripada aksi unjuk rasa atau demonstrasi penolakan Undang-undang Omnibus Law Ciptakerja yang berakhir dengan kerusuhan. Polisi juga bakal mendalami adanya dugaan-dugaan terkait sponsor atau dalang dari aksi demonstrasi tersebut. Termasuk pernyataan dari Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigjen Pol Awi Setiyono menyatakan, saat ini pihak kepolisian telah membuat tim khusus untuk memburu pihak sponsor dan aktor intelektual dalam aksi tersebut. "Kami sedang dalami itu, kita kan bukan bicara soal a, b atau c ya. Tetapi kita perlu alat bukti," kata Awi di Jakarta, Jumat (9/10)
Artinya, kata Awi, pihaknya tidak ingin berspekulasi apapun sebelum adanya bukti. Setidaknya harus ada minimal dua bukti untuk membawa seseorang ke pengadilan. Oleh karena itu dibutuhkan pendalaman daripada fakta-fakta di lapangan, termasuk keterangan para pelaku demonstrasi. Sehingga dari sana dicari benang merah dan diharapkan Polisi dapat menemukan dalang atau sponsornya.
"Polisi harus membuktikan, minimal dua alat bukti baru bisa menggiring seseorang sampai ke pengadilan. Itulah tugas polisi untuk mengumpulkan bukti-bukti itu, tutur Awi.
Terkait klaim Airlangga yang mengaku pemerintah sudah mengetahui siapa sponsor dibalik aksi demonstrasi tersebut. Kemudian apakah pihak kepolisian akan juga memanggil Ketua Umum Partai Golkar tersebut untuk dimintai keterangan, Awi mengatakan, biarkan Bareskrim Polri dan Ditkrimum Polda Metro Jaya menyelidiki kasus tersebut dengan tuntas. "Tentunya info tersebut bisa menjadi masukan untuk penyidik melakukan pendalaman," tegas Awi.
Sebelumnya, Airlangga Hartarto menuding banyaknya gerakan aksi demo yang menentang disahkannya UU Ciptaker karena disponsori oleh seseorang. Hal itu dilontarkan Airlangga karena pemerintah sangat kesal dengan aksi demonstrasi rakyat di tengah pandemi Covid-19.
"Sebetulnya pemerintah tahu siapa behind (di belakang) demo itu. Jadi kita tahu siapa yang menggerakkan. Kita tahu siapa sponsornya, kita tahu siapa yang membiayainya," kata Airlangga, Kamis (8/10) lalu.