Kamis 15 Oct 2020 13:47 WIB

Pemprov DKI Wajibkan 7 Sektor Ini Siapkan Tempat Cuci Tangan

DKI menambahkan dua lagi, yaitu tatanan tempat ibadah dan moda transportasi.

Rep: Flori Sidebang/ Red: Andi Nur Aminah
Tempat cuci tangan dengan sistem injak (ilustrasi)
Foto: Humas UMM
Tempat cuci tangan dengan sistem injak (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dinas Kesehatan DKI Jakarta mewajibkan tujuh sektor untuk menyediakan tempat cuci tangan selama pandemi Covid-19. Jumlah itu bertambah dua sektor dibandingkan dengan yang tertuang dalam aturan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dari Kementerian Kesehatan RI.

"Kami di DKI Jakarta menambahkan lagi, selain lima tatanan, menambahkan lagi dua. Artinya, tujuh tatanan tadi kita wajibkan sesuai yang diatur dalam Pergub untuk menyediakan tempat cuci tangan dengan baik dan benar," kata Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Widyastuti dalam siaran langsung di akun Youtube Kementerian Kesehatan RI, Kamis (15/10).

Baca Juga

Dalam PHBS Kementerian Kesehatan RI, lima sektor yang diwajibkan menyediakan fasilitas tempat cuci tangan, yakni rumah tangga, institusi pendidikan, tempat kerja, fasilitas kesehatan, dan tempat umum. "(Pemprov DKI) menambahkan lagi dua, yaitu tatanan tempat ibadah dan moda transportasi," ujar Widyastuti.

Dia menyebut, regulasi ini, membutuhkan pengawasan dari seluruh pihak. Mulai dari aparat Satpol PP, lurah, camat, kepolisian, TNI dan seluruh elemen masyarakat. "Masyarakat bisa menyampaikan apa keluhan, termasuk dalam hal ketersediaan tempat cuci tangan," imbuhnya.

 

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement