REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Dalam kunjungan ke Amerika Serikat (AS), Menteri Pertahanan Indonesia, Prabowo Subianto, dilaporkan membawa sejumlah daftar keinginan. Salah satu dari daftar itu ialah rencana memboyong pesawat jet tempur generasi ke-5, F-35.
Laporan Reuters menyebutkan, di dalam daftar keinginan pemerintah Indonesia ada "roadmap" untuk mendapatkan jet tempur berkemampuan stealth F-35. Namun, seorang pejabat pemerintah Indonesia menyatakan tidak begitu berharap banyak atas hal tersebut. "Jujur, kami tidak berharap banyak," kata pejabat Indonesia yang tak ingin namanya disebut, dikutip dari Reuters, Jumat (16/10).
Dalam laporan itu juga disebutkan, AS dikabarkan akan kembali memberi peringatan ke pemerintah Indonesia terkait rencana pembelian senjata besar-besaran dari Rusia. Pembelian jet tempur Rusia disebut dapat memicu sanksi AS di bawah Countering America’s Adversaries Through Sanctions Act (CAATSA)."Kami meningkatkan risiko CAATSA dalam semua percakapan kami dengan Kementerian Pertahanan," ujar salah satu pejabat AS.
Pemerintahan Presiden Donald Trump akan menyambut Menteri Pertahanan Indonesia, Prabowo Subianto, di Pentagon pada Jumat setelah mencabut larangan defacto terhadap Prabowo untuk masuk ke negaranya. Prabowo dikenakan larangan itu atas tuduhan pelanggaran hak asasi manusia (HAM).
Prabowo, mantan komandan pasukan khusus berusia 68 tahun, telah lama menjadi tokoh kontroversial di Indonesia. Dia dituduh terlibat dalam kejahatan militer di tempat-tempat seperti Timor Timur yang membuatnya dicemooh di antara para pembela HAM.
Namun sejak diangkat sebagai menteri pertahanan tahun lalu, Prabowo, yang menyangkal melakukan kesalahan tersebut. Dia juga menjadi tokoh kunci ketika pemerintahan Trump berupaya memperdalam hubungan pertahanan dengan Indonesia, negara mayoritas muslim terbesar di dunia.
Hal yang menjadi perhatian khusus pihak AS, yakni militer Indonesia juga sedang dirayu oleh Rusia dan Tiongkok. Indonesia dikabarkan telah bernegosiasi dengan Rusia terkait rencana pembelian Sukhoi 35. Dalam kunjungan tersebut Prabowo dikabarkan menerima pengarahan resmi di tempat lain di wilayah Washington D.C. karena pemerintah Indonesia mempertimbangkan pembelian jet tempur, yang juga menarik minat Rusia.
Seorang pejabat senior pertahanan AS sangat membela keputusan untuk menyambut Prabowo di Pentagon, di mana dia akan bertemu dengan Menteri Pertahanan AS, Mark Esper. "Menteri Prabowo adalah menteri pertahanan yang ditunjuk oleh Presiden Indonesia yang sekarang dua kali terpilih, yang merupakan negara demokrasi terbesar ketiga di dunia," kata pejabat itu, yang berbicara tanpa menyebut nama. "Dia adalah rekan kami, dari kemitraan yang sangat penting, dan penting bagi kami untuk terlibat dengannya dan memperlakukannya sebagai mitra," kata dia.