REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- Pasukan keamanan Afghanistan membunuh pemimpin senior Alqaeda Abu Muhsin al-Masri. Badan investigasi federal Amerika Serikat (AS) FBI memasukkan al-Masri ke daftar Teroris yang Paling Dicari.
Keberhasilan pasukan Afghanistan ini diumumkan Direktorat Keamanan Nasional (NDS) Afghanistan melalui media sosial Twitter. Kepala Pusat Kontra-Terorisme AS Chris Miller mengkonfirmasi kematian al-Mahri.
"Menghapusnya dari medan pertempuran menjadi pukulan keras bagi organisasi teroris yang secara konsisten mengalami kekalahan strategis yang difasilitasi Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya," kata Miller dalam pernyataannya, Ahad (25/10).
Miller mengatakan kehilangan al-Masri menjadi kerugian besar Alqaeda. "Hal menunjukkan efektivitas organisasi teroris itu berkurang," kata Miller.
AS mendakwa al-Masri memasok materi dan sumber daya ke Alqaeda. Ia juga didakwa berkonspirasi membunuh warga negara AS.
NDS mengatakan al-Masri yang diyakini orang kedua di rantai komando Alqaeda tewas dalam operasi khusus di provinsi Ghazni. Sementara, FBI menolak untuk berkomentar.
Berdasarkan data FBI, mata-mata mereka di alqaeda yang menggunakan nama Husam Abdul-al-Ra'uf berwarga negara Mesir. Pada bulan lalu, Menteri Luar Negeri AS Mike Pompoe mengatakan masih ada sekitar 200 mata-mata AS di Al-Qaeda yang berada di Afghanistan.
Bulan ini menandai 19 tahun invasi AS ke Afghanistan untuk menggulingkan kekuasaan Taliban. Kelompok yang menampung milisi Alqaeda yang menyerang World Trade Center pada 11 September 2001 lalu.
Perlahan-lahan AS sudah menarik pasukan mereka dari negara itu setelah menandatangani kesepakatan dengan Taliban pada bulan Februari lalu.
Tujuan kesepakatan itu adalah menarik semua pasukan asing dari Afghanistan pada bulan Mei 2021. Sebagai gantinya Taliban tidak menampung kelompok teroris di Afghanistan. Mereka sudah bersedia menggelar negosiasi gencatan senjata permanen dan berbagi kekuasaan dengan pemerintah Afghanistan.