Senin 23 Nov 2020 16:30 WIB

PBB Minta Ethiopia Lindungi Keselamatan Warga Sipil

Sudah ratusan orang tewas sejak bentrokan antara pasukan federal Ethiopia dan Tigraya

Rep: Lintar Satria/ Red: Christiyaningsih
 Gambar ini dibuat dari video tak bertanggal yang dirilis oleh Kantor Berita Ethiopia milik negara pada hari Senin, 16 November 2020 menunjukkan militer Ethiopia dalam pengangkut personel lapis baja, di sebuah jalan di daerah dekat perbatasan wilayah Tigray dan Amhara di Ethiopia. Perdana Menteri Ethiopia Abiy Ahmed mengatakan dalam sebuah posting media sosial pada hari Selasa, 17 November 2020 itu.
Foto: AP/Ethiopian News Agency
Gambar ini dibuat dari video tak bertanggal yang dirilis oleh Kantor Berita Ethiopia milik negara pada hari Senin, 16 November 2020 menunjukkan militer Ethiopia dalam pengangkut personel lapis baja, di sebuah jalan di daerah dekat perbatasan wilayah Tigray dan Amhara di Ethiopia. Perdana Menteri Ethiopia Abiy Ahmed mengatakan dalam sebuah posting media sosial pada hari Selasa, 17 November 2020 itu.

REPUBLIKA.CO.ID, NAIROBI -- PBB meminta Pemerintah Ethiopia memastikan keselamatan masyarakat sipil. Permintaan ini datang satu hari setelah Perdana Menteri Ethiopia Abiy Ahmed memberi waktu 72 jam pada pasukan Tigraya untuk menyerah.

Apabila pasukan Tigraya tidak menyerah, pemerintah pusat akan mengerahkan serangan militer ke ibu kota wilayah tersebut, Mekelle. Kemungkinan ratusan orang tewas dalam serangan tersebut.

Baca Juga

Sudah ratusan orang tewas sejak bentrokan antara pasukan federal Ethiopia dengan pasukan daerah Tigraya pecah pada 4 November lalu. Konflik ini memaksa 30 ribu orang mengungsi ke negara tetangga, Sudan.

Koordinator kemanusiaan untuk Ethiopia PBB Catherine Sozi berharap, pemerintah dapat menjamin keamanan dan keselamatan petugas kemanusiaan. "Dan melindungi 525 ribu warga sipil yang tinggal di Mekelle," katanya, Senin (23/11).

Ia juga meminta Pemerintah Ethiopia 'melindungi semua infrastruktur sipil' seperti rumah sakit, sekolah, dan sistem perairan yang penting bagi warga.

Gugus tugas kedaruratan Pemerintah Ethiopia merilis pernyataan di Twitter. "Sejauh ini laki-laki dan perempuan berseragam kami memperlihatkan perhatian yang besar dalam melindungi warga sipil dari luka selama operasi penegakan hukum digelar di Tigray," cicit mereka.  

Pemberontak sudah menembakkan roket ke wilayah tetangga seperti Amhara dan sekitar perbatasan dengan Eritrea. Pada Ahad (22/11) kemarin Perdana Menteri Abiy memberi waktu 72 jam untuk para pasukan daerah untuk menyerah.

"Dalam 72 jam kami meminta kalian untuk menyerah dengan damai, mengakui kalian berada di titik tidak dapat kembali lagi," kata Abiy di Twitter.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement