Senin 23 Nov 2020 16:07 WIB

UEA Segera Umumkan Jadwal Pengembalian Boeing 737 Max

Regulator penerbangan UEA akan umumkan jadwal pengembalian Boeing 737 Max

Rep: Puti Almas/ Red: Christiyaningsih
 Sebuah Boeing 737 Max dipamerkan di Farnborough International Airshow (FIA2018), di Farnborough, Inggris, 17 Juli 2018 (diterbitkan ulang 18 November 2020).
Foto: EPA-EFE/ANDY RAIN
Sebuah Boeing 737 Max dipamerkan di Farnborough International Airshow (FIA2018), di Farnborough, Inggris, 17 Juli 2018 (diterbitkan ulang 18 November 2020).

REPUBLIKA.CO.ID, ABU DHABI — Regulator penerbangan sipil Uni Emirat Arab (UEA) mengatakan akan mengumumkan jadwal pengembalian dari unit pesawat Boeing 737 Max. Hal ini disampaikan setelah Amerika Serikat (AS) pekan lalu telah mencabut larangan terbang selama 20 bulan untuk jenis pesawat tersebut.

"Otoritas Umum Penerbangan Sipil akan mengeluarkan keputusan keselamatan yang menetapkan persyaratan teknis untuk memastikan pengembalian layanan yang aman untuk pesawat Boeing 737 Max,” ujar regulator penerbangan sipil UEA dalam sebuah pernyataan pada Senin (23/11).

Baca Juga

Regulator penerbangan sipil UEA mengatakan akan mengumumkan jadwal otorisasi pengembalian secara tepat waktu. Pihaknya juga akan terus bekerja sama dengan Administratif Penerbangan Federal AS (FAA), serta Badan keselamatan Penerbangan uni Eropa (EASA) terkait proses ini.

Sejak pertengahan Maret 2019, Boeing 737 Max telah dikandangkan oleh seluruh otoritas penerbangan di dunia akibat dua kecelakaan tragis yang melibatkan pesawat jenis ini. Kecelakaan pertama terjadi pada Lion Air JT 610 di Indonesia pada Oktober 2018 dan kedua terjadi pada 10 Maret 2019 yang melibatkan Ethiophian Airlines.

Boeing saat itu mengatakan akan merevisi perangkat lunak yang digunakan di 737 Max yang mengambil input dari kedua sensor angle-of-attack dalam sistem anti-stall dan diduga menjadi penyebab dua kecelakaan fatal tersebut terjadi. Perusahaan Amerika ini juga mengatakan telah menambahkan perlindungan tambahan sebagai antisipasi insiden serupa.

Boeing juga memperbaiki kekurangan yang ditemukan dalam rancangan perangkat lunak yang berfungsi sebagai sistem kontrol penerbangan 737 MAX. Ini melibatkan penggunaan dan penerimaan input dari dua komputer kontrol penerbangan pesawat.

sumber : Reuters
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement