REPUBLIKA.CO.ID, TELAVIV -- Ribuan warga Israel melawan cuaca dingin dan basah pada Sabtu (21/11) malam untuk berdemonstrasi menuntut pengunduran diri Perdana Menteri Benjamin Netanyahu. Protes, yang sekarang memasuki bulan keenam, lebih sedikit jumlahnya daripada beberapa pekan terakhir musim dingin tiba.
Para demonstran berkumpul di luar kediaman resmi Netanyahu di Yerusalem, titik fokus sebagian besar demonstrasi. Kerumunan yang berukuran sama melakukan protes di luar rumah pribadi Netanyahu di kota pesisir Caesaria yang mewah.
Demonstran yang lebih kecil terjadi di persimpangan dan jalan layang di seluruh Israel sambil mengibarkan bendera Israel dan merah muda, yang telah menjadi simbol gerakan protes.
Dilansir dari Alarabiya, Ahad (22/11), para pengunjuk rasa mengatakan Netanyahu harus mengundurkan diri dan diadili atas tuduhan korupsi dan menuduhnya salah menangani krisis virus corona di negara itu. Krisis telah menghantam ekonomi dan menyebabkan pengangguran meroket. Banyak pengunjuk rasa adalah anak muda yang kehilangan pekerjaan.
Banyak pengunjuk rasa juga menentang Netanyahu menjabat sebagai perdana menteri sementara di bawah dakwaan atas tiga tuduhan korupsi yakni penipuan, pelanggaran kepercayaan dan menerima suap. Netanyahu membantah melakukan kesalahan dalam serangkaian skandal yang melibatkan rekan miliarder dan tokoh media.
Protes telah berlangsung selama berbulan-bulan dan terus menjadi sorotan Netanyahu pada saat popularitas pemimpin yang telah lama menjabat itu anjlok karena penanganannya terhadap wabah virus di Israel.