REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memperkirakan masyarakat banyak yang tidak akan mudik pada akhir tahun ini, khususnya saat periode Natal dan Tahun Baru 2020/2021. Dari hasil survei Badan Litbang Perhubungan menunjukkan 73 persen masyarakat Indonesia memilih tidak mudik pada libur Natal dan Tahun Baru 2020/2021.
“Penurunan jumlah pemudik terjadi disebabkan oleh kesadaran masyarakat untuk tidak mudik di masa pandemi untuk menekan penyebaran Covid-19,” kata Dirjen Perhubungan Darat Kemenhub Budi Setiyadi dalam konferensi video, Jumat (5/12).
Meskipun begitu, terdapat 27 persen masyarakat yang berencana tetap melakukan perjalanan. Meskipun hanya sedikit persentase pergerakan orang untuk bepergian pada masa libur akhir tahun ini, Budi memastikan tetap mempersiapkan dan berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait guna mengantisipasi adanya lonjakan pemudik.
“Mayoritas asal calon pemudik dalam survei tersebut berasal dari Jabodetabek sebesar 31 persen dan akan melakukan perjalanan Jawa Tengah sebanyak 20 persen, Jawa Timur sebanyak 13 persen persen, dan Jawa Barat sebanyak 10 persen,” jelas Budi.
Budi memastikan, Kemenhub berkoordinasi dengan pihak terkait baik Kepolisian maupun Badan Pengelola Jalan Tol (BPJT). Dia menegaskan, koordinasi tetap dilakukan meski diperkirakan akan terjadi penurunan penumpang yang datang menggunakan angkutan darat sebesar 48 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Pada 2019 jumlah penumpang angkutan darat sekitar 4,15 juta orang dan pada 2020 diperkirakan hanya 2,1 juta penumpang. Sementara untuk penumpang yang berangkat juga mengalami penurunan 48 persen dari 4,8 juta penumpang menjadi 2,5 juta penumpang.
Dia menambahkan, Kemenhub tetap melakukan ramp check bus dan kapal penyebrangan yang akan digunakan pada periode Natal dan Tahun Baru 2020/2021. "Kesiapan sarana dan prasarana moda darat ada 50.317 unit bus dan 218 unit kapal penyebrangan," jelas Budi.