Rabu 16 Dec 2020 19:42 WIB

Bank Syariah Indonesia Sudah Ajukan Izin Merger ke OJK

Sejak Maret 2020, timeline proses merger sudah berjalan sesuai yang ditetapkan

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Gita Amanda
(dari kiri) Direktur Wholesales Banking PT Bank Syariah Mandiri Kusman Yandi, Ketua Project Management Office Integrasi dan Peningkatan Nilai Bank Syariah Hery Gunardi, Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo, Direktur Utama PT Bank BRIsyariah Tbk Ngatari dan Direktur Utama PT Bank BNI Syariah Abdullah Firman Wibowo berfoto bersama usai penandatanganan akta penggabungan tiga bank syariah milik Himbara di Jakarta, Rabu (16/12/2020). Penandatanganan akta penggabungan ini merupakan bagian dari proses merger tiga bank syariah milik Himbara.
Foto: Antara/Dhemas Reviyanto
(dari kiri) Direktur Wholesales Banking PT Bank Syariah Mandiri Kusman Yandi, Ketua Project Management Office Integrasi dan Peningkatan Nilai Bank Syariah Hery Gunardi, Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo, Direktur Utama PT Bank BRIsyariah Tbk Ngatari dan Direktur Utama PT Bank BNI Syariah Abdullah Firman Wibowo berfoto bersama usai penandatanganan akta penggabungan tiga bank syariah milik Himbara di Jakarta, Rabu (16/12/2020). Penandatanganan akta penggabungan ini merupakan bagian dari proses merger tiga bank syariah milik Himbara.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank-bank yang akan bergabung menjadi Bank Syariah Indonesia telah mengajukan izin kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebagai syarat merger. Direktur Utama Bank Syariah Mandiri Hery Gunardi mengatakan izin pada regulator ini adalah langkah selanjutnya dari proses penggabungan.

"Semua proses sebelumnya sudah dijalani dengan lancar dan selanjutnya adalah izin pada OJK sebagai pengawas industri jasa keuangan," katanya dalam konferensi pers virtual Penandatanganan Akta Penggabungan Usaha, Rabu (16/12).

Baca Juga

Sebelumnya, proses izin berlangsung terkait pasar modal dengan puncaknya RUPSLB BRI Syariah yang telah dilaksanakan Selasa (15/12). Hery mengatakan sejak Maret 2020, timeline proses merger berjalan sesuai yang ditetapkan hingga pada hari ini penyetujuan Akta Penggabungan Usaha.

photo
Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo (kedua kiri) didampingi Ketua Project Management Office Integrasi dan Peningkatan Nilai Bank Syariah Hery Gunardi (kiri), Direktur Utama PT Bank BRIsyariah Tbk Ngatari (kedua kanan) dan Direktur Utama PT Bank BNI Syariah Abdullah Firman Wibowo (kanan) menyampaikan keterangan pers usai penandatanganan akta penggabungan tiga bank syariah milik Himbara di Jakarta, Rabu (16/12/2020). Penandatanganan akta penggabungan ini merupakan bagian dari proses merger tiga bank syariah milik Himbara. - (Antara/Dhemas Reviyanto)

 

Didalamnya terdapat nama bank baru yakni Bank Syariah Indonesia, beserta logo dan kepengurusan baru. Hery mengatakan saat ini semua pihak sibuk menyiapkan berbagai hal, seperti cabang, teknologi, produk, digital banking hingga sumber daya manusia.

Direktur BRI Syariah, Ngatari menambahkan, BRI Syariah pada hari ini telah mengajukan sejumlah dokumen administrasi penting pada OJK terkait merger. Diharapkan proses kali ini pun berjalan dengan lancar. Ia menjamin layanan akan tetap berjalan normal dan optimal.

"Selama prosesnya kami pastikan semua layanan berjalan normal, nasabah dalam melakukan transaksi, dan lainnya," katanya.

Ngatari menambahkan, proses integrasi layanan dan infrastruktur akan berjalan mulai 1 Februari 2021 bersamaan dengan legal merger. Integrasi tersebut paralel dilakukan dengan tetap memprioritaskan kebutuhan semua pihak, baik karyawan, nasabah, maupun mitra.

Selama proses integrasi, keamanan data dan dana nasabah akan terjaga sesuai aturan yang berlaku. Bank akan berupaya untuk menghindari risiko dan berhati-hati atas gangguan seminimal mungkin. Bank juga akan tetap kooperatif dan komunikatif memberikan informasi pada nasabah.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement