REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Menteri Luar Negeri Jerman Heiko Maas mengatakan Iran jangan buang kesempatan yang ditawarkan pemerintahan Presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Joe Biden. Mantan wakil Barack Obama itu sudah berjanji akan membawa AS bergabung kembali ke kesepakatan nuklir 2015.
Hal Maas sampaikan dalam konferensi video pejabat-pejabat pemerintah yang tergabung dalam kesepakatan nuklir Iran atau Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA). Maas mengatakan, Iran harus menghindari langkah taktis yang mempersulit Biden mengubah pendekatan Donald Trump yang mengeluarkan AS dari JCPOA.
"Demi pemulihan hubungan dengan AS di bawah Biden, seharusnya tidak ada manuver taktis seperti yang telah kami lihat terlalu banyak dalam beberapa waktu terakhir, kesempatan ini jendela terakhir, tidak boleh disia-siakan," kata Maas pada wartawan, Senin (21/12).
Pada 2018 lalu, Trump menarik AS dari JCPOA dan memberlakukan sanksi pada sektor minyak dan finansial Iran. Presiden Iran Hassan Rouhani yakin Biden akan kembali ke kesepakatan nuklir 2015.
Ia juga yakin pemerintah Biden akan mencabut sanksi-sanksi yang diterapkan Donald Trump. Tetapi, pekan lalu Wakil Menteri Luar Negeri Iran bidang Politik Seyyed Abbas Araghchi membantah klaim yang menyebutkan ia bertemu dengan perwakilan Biden di Oman.
"Mereka yang menciptakan cerita pertemuan khayalan tidak memiliki kesadaran yang benar mengenai situasi saat ini," kata Araghci seperti dikutip kantor berita Iran, IRNA, Kamis (17/12) lalu.
Middle East Monitor melaporkan diplomat Iran itu menjelaskan kunjungannya ke Muscat Iran hanya berlangsung selama empat jam. Ia mengikuti pertemuan ketujuh Komite Konsultasi Strategis Iran-Oman.