Rabu 23 Dec 2020 00:57 WIB

Komnas HAM Selidiki Kepemilikan Senjata Api

Pendalaman penting untuk dilakukan lantaran keterangan berbeda antara polisi dan FPI.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Agus Yulianto
Komisioner Komnas HAM Beka Ulung Hapsara memeriksa satu dari tiga mobil yang dikendarai polisi dan enam laskar FPI dalam kasus penembakan anggota FPI di Polda Metro Jaya, Jakarta, Senin (21/12/2020). Setelah pemeriksaan terhadap tiga mobil yang digunakan saat kasus penembakan anggota FPI di Tol Jakarta-Cikampek KM 50 tersebut, Komnas HAM akan menindaklanjuti hasil balistik, siapa saja yang menembak, dan cek darah dari anggota FPI.
Foto: ADITYA PRADANA PUTRA/ANTARA
Komisioner Komnas HAM Beka Ulung Hapsara memeriksa satu dari tiga mobil yang dikendarai polisi dan enam laskar FPI dalam kasus penembakan anggota FPI di Polda Metro Jaya, Jakarta, Senin (21/12/2020). Setelah pemeriksaan terhadap tiga mobil yang digunakan saat kasus penembakan anggota FPI di Tol Jakarta-Cikampek KM 50 tersebut, Komnas HAM akan menindaklanjuti hasil balistik, siapa saja yang menembak, dan cek darah dari anggota FPI.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) terus melakukan penyelidikan terkait tewasnya enam laskar FPI di Tol Jakarta-Cikampek, Karwang, Jawa Barat. Komisioner Komnas HAM, Beka Ulung Hapsara mengatakan, pihaknya sudah mulai menyelidiki kepemilikan senjata api dalam peristiwa tersebut. 

Penyelidikan dilakukan dengan meminta akses kepada kepolisian, agar bisa memeriksa senjata api yang disebut milik laskar FPI itu. "Sudah mendapat keterangan awal dari kepolisian tetapi belum melakukan pendalaman," kata Beka kepada Republika, Selasa (22/12).

Beka mengatakan, pendalaman penting untuk dilakukan lantaran keterangan yang berbeda-beda antara pihak Kepolisian dan FPI. "Dari FPI menyatakan bahwa tidak punya senjata (api)  dan dari polisi menyatakan FPI memiliki senjata api. Sehingga penting untuk kami dalami, " tuturnya.

Selain itu, tambah Beka, Tim Komnas HAM juga melakukan uji balistik dan sampel bercak darah di dalam mobil.  "Terbaru, kami melakukan uji balistik dan sampel darah, " ujar Beka. 

Pada Senin (21/12), Komnas HAM memeriksa tiga unit kendaraan, dengan rincian dua mobil Avanza warna silver dan satu mobil Chevrolet Spin warna hitam. Kaca depan salah satu mobil Avanza tampak retak dan sementara satu Avanza lainnya terdapat dua lubang seperti bekas peluru di bagian samping kanan.

Sementara satu unit Chevrolet Spin warna abu-abu gelap tampak rusak parah. Terlihat satu ban sebelah kiri sudah hancur tinggal menyisakan peleknya saja. Sayangnya awak media tidak berkenan untuk mendekat, sehingga tidak bisa secara mendetail kondisi mobil tersebut. Para penyilidik Komnas HAM memeriksa detail setiap bagian mobil, sembari mencatat hal yang dirasa penting sebagai bahan penyelidikan.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement