REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR - Malaysia-Singapura sepakat membatalkan proyek Kereta Api Berkecepatan Tinggi (High Speed Rail/HSR) Kuala Lumpur-Singapura, setelah gagal mencapai kata sepakat menyusul batas waktu penangguhan yang berakhir Kamis malam (31/12).
Pembatalan tersebut disampaikan melalui pernyataan bersama Perdana Menteri Malaysia Tan Sri Muhyiddin Yassin dan Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong yang disampaikan di Kuala Lumpur, Jumat.
"Pemerintah Malaysia dan Singapura ingin menyampaikan perkembangan berhubung proyek HSR, terutama mengenai tempoh penangguhan yang berakhir 31 Desember 2020," katanya.
Berhubung dampak Covid-19 atas ekonomi Malaysia, ujar dia, pemerintah Malaysia sudah merencanakan beberapa perubahan terhadap proyek HSR.
"Kedua pemerintah melakukan beberapa perbincangan berhubung perubahan tersebut, tapi gagal mencapai kata sepakat. Oleh karena itu, perjanjian HSR sudah batal pada 31 Desember 2020," katanya.
Proyek itu diumumkan oleh Perdana Menteri Malaysia saat itu, Najib Razak, pada September 2010. Ide Kereta Cepat Kuala Lumpur-Singapura dimulai melalui Program Transformasi Ekonomi untuk mengubah Malaysia menjadi negara berpenghasilan tinggi.
KL-SG HSR adalah moda perjalanan alternatif antara dua mesin ekonomi yang paling dinamis dan berkembang pesat di Asia Tenggara. Proyek ikonik itu akan mencakup tujuh stasiun di Bandar Malaysia, Sepang-Putrajaya, Seremban, Melaka, Muar, Batu Pahat dan Iskandar Puteri, sebelum mencapai tujuan terakhirnya di Jurong East, Singapura.