Ahad 03 Jan 2021 00:10 WIB

Waketum MUI: Jangan Cuma Fokus Radikal, Tapi Juga Covid-19

Waketum MUI meminta pemerintah serius tangani Covid-19

Rep: Muhyiddin/ Red: Nashih Nashrullah
Waketum MUI, Anwar Abbas, meminta pemerintah serius tangani Covid-19
Foto: Republika TV/Mauhammad Rizki Triyana
Waketum MUI, Anwar Abbas, meminta pemerintah serius tangani Covid-19

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI), Anwar Abbas, meminta pemerintah serius mengangani masalah Covid-19 di Indonesia. 

Karena, menurut dia, masalah Covid-19 seakan terabaikan oleh pemerintah lantaran sibuk mengurusi masalah radikalisme dan intoleransi.

Baca Juga

Anwar mengatakan, masyarakat Indonesia tentu tidak setuju dengan tindakan-tindakan yang bersifat radikalis dan intoleran. Namun, menurut dia, ada pihak yang terlalu membesar-besarkan masalah radikalisme dan intoleransi.  

Padahal, lanjut dia, rasanya negeri ini masih dalam radius aman dari masalah tersebut dan masyarakat sudah mengetahui mana yang baik dan mana yang buruk bagi bangsa dan negaranya. Karena itu, dia meminta kepada pemerintah untuk fokus menangani masalah Covid-19.

“Energi pemerintah seperti nyaris terkuras untuk menghadapi masalah-masalah tersebut padahal masalah-masalah lain yang malah sangat penting untuk benar-benar diseriusi pemerintah saat ini agak terabaikan seperti masalah Covid-19,” ujar Anwar dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, Sabtu (2/12). 

Menurut dia, pemerintah saat ini perlu menangani Covid-19 dengan serius. Karena, kata dia, korban yang sakit dan meninggal  tampak masih sangat tinggi, bahkan memperlihatkan kecenderungan yang semakin  meningkat. “Hal itu tentu jelas sangat-sangat merisaukan kita semua,” ucapnya.

Selain masalah Covid-19, menurut dia, pemerintah juga perlu mengatasi masalah ekonomi yang terdampak Covid-19. Menurut dia, virus ini telah menyebabkan masyarakat  takut keluar rumah, sehingga roda perekonomian telah terganggu bahkan telah  menyebabkan terjadinya krisis ekonomi.

“Itu bisa kita lihat dengan telah terjadinya resesi ekonomi di negeri ini yang telah menyebabkan meningkatnya angka kemiskinan dan pengangguran, sehingga telah mengakibatkan menurunnya daya beli masyarakat dan hal ini tentu saja akan membuat dunia usaha telah mengalami kesulitan,” katanya.

Kemudian, Anwar juga meminta kepada pemerintah membenahi penegakan hukum di Indonesia daripada sibuk mengurusi masalah radikalisme dan inteloransi. “Karena hukum  tampak sekali oleh masyarakat penerapannya tebang pilih serta sangat tajam ke bawah tetapi  tumpul ke atas,” jelasnya.  

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement