Selasa 12 Jan 2021 15:45 WIB

Twitter Tangguhkan 70 Ribu Lebih Akun Terkait Konten QAnon

Langkah tersebut dapat mengakibatkan beberapa akun kehilangan ribuan pengikut

Rep: Fergi Nadira/ Red: Christiyaningsih
Twitter. Ilustrasi
Foto: Reuters
Twitter. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON - Twitter telah menangguhkan lebih dari 70 ribu akun karena berbagi konten terkait QAnon sejak Jumat (8/1) hingga Senin (11/1) malam waktu setempat. Platform media sosial tersebut terus menindak konten-konten meresahkan setelah massa pendukung Donald Trump menyerbu Gedung Kongres Capitol Hill, Washington DC, Amerika Serikat (AS).

"Mengingat peristiwa kekerasan di Washington, DC dan peningkatan risiko bahaya, kami mulai menangguhkan secara permanen ribuan akun yang terutama didedikasikan untuk berbagi konten QAnon pada Jumat sore," kata Twitter dalam sebuah blog pada Senin malam dikutip laman Guardian.

Baca Juga

"Akun-akun ini terlibat dalam berbagi konten berbahaya terkait QAnon dalam skala besar dan terutama didedikasikan untuk penyebaran teori konspirasi ini di seluruh layanan," kata perusahaan itu menambahkan.

Twitter mengatakan langkah tersebut dapat mengakibatkan beberapa akun kehilangan ribuan pengikut. "Penegakan terbaru kami pada konten QAnon di Twitter, bersama dengan tantangan spam rutin, telah mengakibatkan perubahan jumlah pengikut untuk beberapa akun Twitter orang. Dalam beberapa kasus, tindakan ini dapat mengakibatkan perubahan jumlah pengikut menjadi ribuan," ujar Twitter.

Twitter menjelaskan akan secara permanen menangguhkan akun yang mengutip konten QAnon, melarang penguat sayap kanan terkemuka dari teori konspirasi. Saham di Twitter turun tajam setelah secara permanen menangguhkan Trump menyusul serangan terhadap Capitol AS pekan lalu. Perusahaan media sosial ini kehilangan lima miliar dolar AS dalam nilai pasar karena investor ketakutan pada peraturan masa depan yang lebih ketat untuk situs tersebut.

Pendukung QAnon telah mendorong konspirasi di media sosial yang mencakup klaim tak berdasar bahwa Trump diam-diam memerangi komplotan rahasia pemangsa seks anak. Para pemangsa tersebut di antaranya adalah orang-orang dari partai Demokrat terkemuka, tokoh-tokoh di Hollywood, dan sekutu negara bagian.

Pada Senin, Monday mengatakan pihaknya sedang berupaya menghapus beberapa produk QAnon dari pasar daringnya, mengutip kebijakan yang melarang hal-hal tidak pantas yang menyinggung. Toko daring terbesar di dunia itu menarik perhatian karena memiliki pakaian dengan lambang QAnon dan buku terkait untuk dijual beberapa hari setelah serangan Capitol.

Penyerbuan gedung Capitol oleh pendukung Trump menunda sertifikasi kemenangan pemilihan Biden. Anggota parlemen terpaksa diamankan karena gedung itu dikerumuni oleh pendukung presiden yang membuat pasukan keamanan kewalahan. Lima orang tewas dalam kekerasan tersebut termasuk seorang petugas Kepolisian Capitol yang dipukuli saat dia berusaha mengusir kerumunan.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement