"Bukannya kami menomorduakan calon wali kota. Saya dan Pak Pur (Wakil Wali Kota Achmad Purnomo) tidak divaksin karena usia kami sudah di atas 50 tahun. Kalau kemarin Mas Gibran siap tidak apa-apa, namun yang langsung berhadapan dengan publik ini kami utamakan. Jadi skala prioritasnya beda," terang Rudyatmo.
Berdasarkan data dari DKK, seluruh tenaga kerja kesehatan se-Solo jumlahnya 10.620. Namun, vaksin diterima 10.609 dosis. Masih ada kekurangan 11 dosis dan segera dimintakan ke Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah.
"Vaksin ini mesti kita syukuri, kita sudah mendapatkan terlebih dahulu dibanding kota/kabupaten lain. Bukan persoalan punya Presiden dari Solo namun yang terpapar semakin banyak," ujar Wali Kota.
Rudyatmo menambahkan, sampai dengan hari ini belum ada nakes yang resmi menyatakan menolak untuk divaksin. Namun, seandainya ada yang menolak, itu merupakan hak pribadi masing-masing.
Sementara itu, Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) Solo, Tatar Sumandjar, menyatakan sangat bersyukur dengan sudah tersedianya vaksin Covid-19 untuk disuntikkan kepada para nakes.
Dalam beberapa bulan terakhir, banyak nakes yang menjadi korban Covid-19. "Kami siap membantu Pemkot. Semoga acara vaksinasi di Kota Solo yang menjadi role model berjalan lancar," ujarnya.