Ahad 17 Jan 2021 00:26 WIB

Pengamat: Merteri KP Harus Berani Tampilkan Terobosan

Belum terlihat upaya strategis yang dilakukan oleh Menteri Kelautan dan Perikanan.

Wahyu Sakti Trenggono
Foto: Antara/Akbar Nugroho Gumay
Wahyu Sakti Trenggono

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat sektor perikanan dan Direktur Eksekutif Pusat Kajian Maritim untuk Kemanusiaan Abdul Halim menyatakan, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono harus berani menampilkan kebijakan terobosan yang nyata. Pasalnya, hingga kini, belum terlihat upaya strategis yang dilakukan oleh Menteri Kelautan dan Perikanan.

"Terutama yang berkenaan dengan pemulihan marwah instansi maupun ikhtiar terobosan untuk menggiatkan kembali usaha perikanan di tengah pandemi," kata Abdul Halim di Jakarta, Sabtu (16/1).

Mengenai upaya Trenggono yang menyatakan ingin fokus kepada budidaya perikanan, Abdul Halim menyatakan, bahwa fokus kepada budidaya perikanan telah lama dilakukan KKP. Hal itu, ujarnya disebabkan oleh tren di berbagai kawasan di dunia terkait meningkatnya produksi perikanan di sektor budidaya ketimbang sektor perikanan tangkap.

"Sudah sejak lama memang aquaculture (budidaya) menjadi fokus para Menteri Kelautan dan Perikanan sebelumnya," kata Abdul Halim.

Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono menyatakan fokus untuk menggenjot produktivitas sektor perikanan budidaya. Hal ini, guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat, menjaga keberlanjutan, dan meningkatkan pendapatan negara.

photo
Petugas Balai Perikanan Budidaya Air Payau Ujong Bate Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) memilih induk udang vaname untuk dibudidayakan. - (ANTARA/Irwansyah Putra.)
 

Menteri Trenggono menegaskan, pengembangan subsektor perikanan budidaya menjadi prioritas utamanya saat ini. "Jadi kenapa saya bilang kita harus kembangkan budidaya, di luar negeri seperti itu. Australia, Norwegia, Jepang juga Vietnam sektor perikanan budidayanya sudah berkembang," kata Menteri Kelautan dan Perikanan.

 

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement