REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN — Pemerintah Iran mulai memberikan vaksinasi untuk mencegah infeksi virus corona jenis baru (COVID-19) pada Selasa (9/2). Vaksin yang digunakan adalah Sputnik V buatan Rusia. Vaksin pertama diberikan kepada Parsa Namaki, putra dari Menteri Kesehatan dan Pendidikan Medis Iran.
Dilansir Trendz, vaksinasi perdana di Iran disaksikan oleh Presiden Hassan Rouhani secara virtual. Negara Timur Tengah ini telah memesan dua juta dosis vaksin Sputnik V, di mana sebanyak 500.000 dosisi dikirim terlebih dahulu mulai 5 Februari lalu.
Vaksin gelombang pertama akan diberikan kepada tenaga medis, lansia, dan penderita penyakit kronis. Vaksinasi untuk kelompok ini diharapkan selesai dalam waktu sekitar dua bulan.
Hingga Selasa (9/2), Iran mencatat 1.473.756 kasus COVID-19, dengan kematian sebanyak 58.536. Sementara, jumlah pasien yang dinyatakan sembuh adalah 1.260.045 orang.
Iran menjadi salah satu negara dengan jumlah kasus COVID-19 terbesar pada awal pandemi. Negara ini masih menerapkan langkah-langkah ketat untuk menahan penyebaran penyakit lebih lanjut.
Iran pertama kali mengumumkan kasus COVID-19 pertama di negara itu pada 19 Februari 2020. Dalam laporan saat itu, diduga wabah muncul setelah seorang pengusaha dari Qom, melakukan perjalanan bisnis ke China tahun lalu dan mengalami sakit dengan gejala seperti sindrom pernapasan akut parah (SARS), hingga kemudian harus kehilangan nyawa.