REPUBLIKA.CO.ID, oleh Dessy Suciati Saputri, Sapto Andika Candra, Rr Laeny Sulistyawati
Satuan Tugas Penanganan Covid-19 mencatat terjadinya penurunan penambahan kasus positif, kasus kesembuhan, dan juga kasus meninggal per 14 Februari. Namun, Juru Bicara Pemerintah Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengakui, jumlah testing yang menurun drastis.
“Perkembangan penambahan kasus positif, sembuh, dan meninggal per tanggal 14 Februari secara umum terdapat penurunan kepada ketiganya. Namun sayangnya dibarengi dengan penurunan kesembuhan pula,” ujar Wiku saat konferensi pers, Kamis (18/2).
Data Satgas menunjukkan, penurunan penambahan kasus positif di minggu ini cukup besar dibandingkan minggu sebelumnya, yakni sebesar 25 persen. Angka persentase penurunan kasus positif ini merupakan yang terdrastis dalam kurun waktu satu minggu selama pandemi.
Menurut Wiku, penurunan kasus disebabkan oleh beberapa hal, salah satunya yakni penurunan jumlah testing mingguan. Ia menyebut, pada minggu ini terjadi penurunan jumlah testing yang cukup drastis.
“Bahkan mematahkan rekor ketercapaian target WHO selama 5 minggu berturut-turut sejak minggu kedua Januari,” kata Wiku.
Karena itu, ia menekankan agar upaya 3T (testing, tracing, dan treatment) harus dilakukan secara konsisten dan merata di seluruh daerah di Indonesia. Wiku menegaskan, jumlah testing sangat berpengaruh terhadap besar kecilnya jumlah kasus positif baru yang ditemukan.
“Jika dilihat lebih jauh ada beberapa hal yang berkontribusi dalam penurunan kasus, yang salah satunya juga adalah penurunan testing mingguan,” jelas Wiku.
Meskipun terjadi penurunan penambahan kasus positif, Satgas mencatat terdapat lima provinsi dengan kenaikan kasus tertinggi. Yakni di NTT, Sumatera Utara, Maluku Utara, Kalimantan Selatan, dan juga Banten.
Sementara itu, angka kematian juga tercatat menurun hingga 3,2 persen pada minggu ini dibandingkan minggu sebelumnya. Namun, Wiku menyoroti, tiga dari lima provinsi dengan penambahan angka kematian tertinggi berasal dari Pulau Jawa. Yakni DKI Jakarta, DIY, dan Jawa Timur.
“Hal ini perlu menjadi evaluasi mengingat saat ini tengah dilaksanakan PPKM mikro sebagai lanjutan dari PPKM kabupaten kota di Pulau Jawa dan Bali,” kata dia.
Sedangkan kasus kesembuhan juga mengalami penurunan sebesar 0,3 persen dari minggu sebelumnya. Meskipun penurunan kasus kesembuhan terbilang kecil, namun Satgas menyayangkan kondisi ini.
Jumlah daerah yang masuk zona merah dan oranye pada minggu ini dilaporkan mengalami peningkatan. Satgas mencatat, jumlah kabupaten kota di zona merah meningkat dari 43 menjadi 44 daerah.
Sedangkan di zona hijau meningkat dari 346 menjadi 359 kabupaten kota. “Secara umum zonasi risiko pada minggu ini menunjukkan perkembangan ke arah yang tidak diharapkan,” kata Wiku.
Sementara itu, jumlah daerah di zona kuning dan zona hijau mengalami penurunan. Di zona kuning, jumlah daerahnya menurun dari 109 menjadi 96 kabupaten kota dan di zona hijau menurun dari 12 menjadi 11 kabupaten kota.
Analisis zona risiko ini dilakukan berdasarkan tiga indikator yakni epidemiologi, kesehatan masyarakat, dan juga pelayanan kesehatan. Wiku menyampaikan, meskipun pada minggu ini terjadi penurunan kasus positif, namun zonasi risiko tetap mengalami pergeseran ke arah yang kurang baik.
Artinya, penurunan kasus positif tak cukup berdampak pada pergeseran zonasi risiko daerah. Menurut Wiku, diperlukan konsistensi dalam upaya penanganan kasus sehingga dapat menurunkan angka kematian dan meningkatkan angka kesembuhan.
“Mohon kepada bupati dan wali kota di masing-masing daerah utamanya yang masih berada di zona merah dan zona oranye untuk segera membenahi penanganan Covid-19 di wilayahnya masing-masing sehingga dapat segera bergeser ke arah yang lebih baik,” jelas Wiku.
Rapid test antigen
Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan, rapid test (RT) antigen akan digunakan untuk ikut membantu melacak kasus Covid-19. Namun, ia mengingatkan akan adanya lonjakan kasus positif kasus positif di Tanah Air.
"Sejalan dengan penerapan PPKM mikro, kami menggunakan rapid antigen untuk meningkatkan testing. Dengan demikian, kita bisa lebih cepat, lebih banyak mendeteksi kasus positif," ujarnya saat konferensi virtual Kemenkes, Rabu (17/2).
Dengan demikian, pihaknya akan mengetahui kasus positif lebih cepat dan lebih banyak terungkap apakah seseorang tertular virus atau tidak terinfeksi. Semakin luasnya cakupan target pemeriksaan, dia menambahkan, diharapkan bisa membuat positivity rate kasus Covid-19 lebih menggambarkan keadaan yang sesungguhnya.
Kemudian, dia melanjutkan, pemeriksaan menggunakan metode ini juga akan dimasukkan dalam laporan kasus terkonfirmasi positif Covid-19 harian bersama-sama dengan hasil pemeriksaan swab polymerase chain reaction (PCR). Kendati demikian, Budi mengakui Kemenkes belum menggabung hasil pemeriksaan antigen dan PCR kemudian menjadi laporan harian kasus positif karena masih melakukan uji coba.
Kemenkes melalui Peraturan Menteri Kesehatan memutuskan hasil pemeriksaan menggunakan RT antigen digabung dengan PCR dalam laporan kasus harian terkonfirmasi.
"Pekan ini sudah selesai. Sehingga, hasil dari tes menggunakan RT antigen bisa masuk dalam laporan harian," katanya.