Panglima militer Jenderal Min Aung Hlaing mengatakan pihak berwenang menggunakan kekuatan minimal. Namun demikian, setidaknya tiga pengunjuk rasa dan satu polisi tewas dalam kekerasan.
Myanmar berada dalam krisis sejak tentara merebut kekuasaan dan menahan pemimpin pemerintahan sipil Aung San Suu Kyi dan sebagian besar pimpinan partainya setelah militer menuding pemilu November palsu.
Aksi unjuk rasa dan pemogokan harian oleh para pendukung pro-demokrasi telah terjadi selama sekitar tiga pekan. Aksi massa seringkali menarik ratusan ribu orang di seluruh negara yang beragam yang membentang dari negara tersebut.