Ahad 28 Feb 2021 02:10 WIB

Demokrat Tanggapi Desakan KLB

Desakan KLB hanya disuarakan segelintir pihak saja

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Andi Nur Aminah
Anggota Majelis Tinggi Partai Demokrat Syariefuddin Hasan
Foto: MPR
Anggota Majelis Tinggi Partai Demokrat Syariefuddin Hasan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Forum Pendiri Partai Demokrat menyatakan akan segera melakukan Kongres Luar Biasa (KLB). Menanggapi itu Anggota Majelis Tinggi Partai Demokrat Syariefuddin Hasan meminta agar eks kader yang menamakan forum pendiri Partai Demokrat tersebut sadar.

"Bagi saudara-saudara saya yang sudah tidak menyandang lagi sebagai kader Partai Demokrat cukup berhentilah sampai di sini. Sadar, bahwa ada teman-teman yang memang betul-betul pendiri," kata Syarief di Kuningan, Sabtu (27/2).

Baca Juga

Ia menilai desakan KLB hanya disuarakan segelintir pihak saja. Syarief menyebut ada banyak organisasi sayap di Partai Demokrat yang menolak KLB. "Menurut informasi, yang baru saja dilakukan tadi siang dari semua organisasi sayap hanya satu, begitu banyak organisasi sayap. Anak muda, perempuan itu banyak semuanya menolak KLB," ujarnya.

Sementara itu Kepala Badan Komunikasi Strategis Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra mempersilakan jika ada pihak yang mendesak KLB. Namun ia mengingatkan bahwa langkah KLB merupakan langkah inkonstitusional. "Karena tidak sesuai dengan AD/ART Partai Demokrat," ucapnya.

Ia menyebut hanya ada dua cara mengusulkan KLB. Cara pertama diusulkan oleh majelis tinggi partai yang ketuanya adalah Susilo Bambang Yudhoyono. "Jadi sudah cukup jelas bahwa syarat pertama tidak mungkin karena Pak SBY sudah menyampaikan di video bahwa beliau tidak mendukung KLB," tegasnya. 

Cara kedua yaitu diusulkan sekurang-kurangnya minimal dua per tiga dari total DPD dan minimal setengah dari 514 DPC. Serta disetujui oleh ketua majelis tinggi partai.  "Jadi jelas kalau tiba-tiba ada KLB sudah jelas inkonstitusional," terangnya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement