Ahad 28 Feb 2021 00:40 WIB

Tolak Kudeta Militer, Dubes Myanmar untuk PBB Dipecat

MRTV, stasiun televisi milik pemerintah Myanmar menyebut Kyaw sebagai pengkhianat.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Andi Nur Aminah
Duta Besar Myanmar untuk PBB Kyaw Moe Tun
Foto: ABC
Duta Besar Myanmar untuk PBB Kyaw Moe Tun

REPUBLIKA.CO.ID, NAYPYITAW -- Duta Besar Myanmar untuk PBB Kyaw Moe Tun dipecat dari jabatannya Sabtu (27/2). Hal itu terjadi setelah dia mendesak PBB menghentikan kudeta militer di negaranya.

Pemecatan Kyaw Moe Tun diumumkan stasiun televisi pemerintah Myanmar, MRTV. Dalam laporannya, MRTV menyebut Kyaw sebagai pengkhianat. "(Dia) berbicara untuk organisasi tidak resmi yang tidak mewakili negara dan telah menyalahgunakan kekuasaan serta tanggung jawab seorang duta besar," katanya, dikutip laman TRT World.

Baca Juga

Saat berbicara di Majelis Umum PBB, Kyaw mendesak badan internasional itu untuk menghentikan kudeta militer di Myanmar dengan menggunakan segala cara yang diperlukan. Kyaw menyebut dirinya berbicara atas nama pemerintahan pemimpin de facto Myanmar Aung San Suu Kyi.

"Kami membutuhkan tindakan sekuat mungkin lebih lanjut dari komunitas internasional untuk segera mengakhiri kudeta militer, untuk menghentikan penindasan terhadap orang-orang yang tidak bersalah, dan untuk memulihkan demokrasi," ujar Kyaw.

Pada kesempatan itu, Kyaw pun sempat mengacungkan salam tiga jari yang menjadi simbol perlawanan rakyat Myanmar terhadap kudeta militer. Para hadirin yang berpartisipasi dalam pertemuan Majelis Umum PBB seketika memberikan tepuk tangan ketika Kyaw selesai menyampaikan pernyataannya.

Hingga saat ini unjuk rasa menentang kudeta militer di Myanmar masih berlangsung. Di kota terbesar, Yangon, polisi anti huru-hara menembakkan peluru karet, granat setrum, dan tembakan ke udara untuk membubarkan massa. Sejumlah orang terluka dan ditahan, salah satunya jurnalis asal Jepang.

Bentrokan massa dengan aparat keamanan juga terjadi di Mandalay. Pembubaran demonstrasi turut dilakukan di Naypyitaw, Magwe, dan kota perbukitan barat Hakha. Menurut Myanmar’s Assistance Association for Political Prisoners, sejauh ini setidaknya terdapat 689 orang yang berada di bawah penahanan atau memiliki tuntutan luar biasa sejak demonstrasi menentang kudeta dimulai tiga pekan lalu.

sumber : Reuters
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطٰنُ كَمَآ اَخْرَجَ اَبَوَيْكُمْ مِّنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْاٰتِهِمَا ۗاِنَّهٗ يَرٰىكُمْ هُوَ وَقَبِيْلُهٗ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْۗ اِنَّا جَعَلْنَا الشَّيٰطِيْنَ اَوْلِيَاۤءَ لِلَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ
Wahai anak cucu Adam! Janganlah sampai kamu tertipu oleh setan sebagaimana halnya dia (setan) telah mengeluarkan ibu bapakmu dari surga, dengan menanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan aurat keduanya. Sesungguhnya dia dan pengikutnya dapat melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.

(QS. Al-A'raf ayat 27)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement