REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres menunjuk diplomat veteran Prancis Jean Arnault sebagai utusan pribadinya untuk masalah Afghanistan. Penunjukkan itu dilakukan sehari sebelum Rusia, China, Amerika Serikat (AS), delegasi pejabat tinggi Afghanistan dan negosiator Taliban bertemu di Moskow untuk menghidupkan kembali pembicaraan perdamaian yang menemui jalan buntu.
"Sekretaris Jenderal telah meminta Arnault untuk membantu pencapaian solusi politik untuk konflik, bekerja sama dengan Misi Bantuan PBB di Afghanistan (UNAMA) dan mitra regional," kata juru bicara PBB Stephane Dujarric, dilansir Aljazirah, Kamis (18/3).
Sebelumnya, Dujarric mengatakan, PBB tidak mengirim delegasi ke pembicaraan di Moskow. Arnault belum lama ini bekerja sebagai utusan khusus PBB untuk proses perdamaian di Kolombia. Dia akan bekerja sama dengan Deborah Lyons dari Kanada, yang mengepalai UNAMA dan juga utusan khusus PBB untuk Afghanistan.
"Tujuan kami adalah mendukung orang-orang Afghanistan mencapai perdamaian dan memastikan bahwa mereka mendapatkan keuntungan, terutama terkait hak-hak perempuan," ujar Dujarric.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova mengatakan, Rusia menggelar konferensi untuk membahas konflik Afghanistan pada 18 Maret dan dihadiri oleh perwakilan Rusia, Amerika Serikat (AS), China, dan Pakistan. Konferensi itu juga akan dihadiri oleh delegasi pemerintah Afghanistan dan perwakilan Taliban. Selain itu, Qatar yang menjadi tuan rumah pembicaraan damai intra-Afghanistan diundang dalam konferensi tersebut sebagai tamu kehormatan.
"Pertemuan akan fokus pada cara untuk membantu memajukan pembicaraan antar-Afghanistan di Doha, mengurangi tingkat kekerasan dan mengakhiri konflik bersenjata di Afghanistan dan membantunya berkembang sebagai negara yang merdeka, damai dan mandiri yang akan bebas dari terorisme dan perdagangan narkoba," ujar Zakharova, dilansir Aljazirah, Rabu (10/3).
Pertemuan itu menandai upaya Moskow untuk meningkatkan perannya dalam upaya perdamaian Afghanistan. Utusan khusus Presiden Rusia Vladimir Putih untuk Afghanistan, Zamir Kabulov mengatakan kepada kantor berita Sputnik bahwa Moskow siap menjadi tuan rumah untuk pembicaraan damai intra-Afghanistan.
Moskow berperang selama 10 tahun di Afghanistan dan menarik pasukan Soviet dari Kabul pada 1989. Pada 2019, Moskow menjadi tuan rumah pembicaraan antara berbagai faksi Afghanistan. Kabulov mengatakan, pertemuan yang akan digelar di Moskow bertujuan untuk memberikan dorongan sehingga pembicaraan menjadi substantif.
"Kami akan membahas prospek penyelesaian di Afghanistan dan mencapai solusi," ujar Kabulov.