REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perusahaan jejaring sosial Twitter Inc dilaporkan telah menangguhkan akun dari sejumlah influencer di Nigeria. Disebutkan bahwa penangguhan atau suspend dilakukan setelah mereka mengunggah cicitan tentang pembebasan seorang diplomat Venezuela bernama Alex Saab.
Dilansir Sahara Reporters, Saab telah ditahan di Cape Verde selama berbulan-bulan. Para influencer Nigeria menulis cicitan yang menyerukan pembebasan dari diplomat Venezuela tersebut, hingga tak lama kemudian Twitter menangguhkan akun mereka pada Senin (5/4) malam.
Diantara akun para influencer Nigeria yang ditangguhkan adalah @Danny, @Tife, @Volqx, @Lamar, @Pamilerin, @Four eyed Edo Boy, @Biisi, @Mbah, @ Alex_Houseof308, @Dasucre, @Mbahdeyforyou, @ogaKnowledge, @AimThaMachine_, @FestusGreen dan @COhii. Selain itu, dilaporkan ada beberapa akun publik figur yang juga ditangguhkan tanpa batas waktu karena diduga terlibat dalam gerakan melawan hukum.
Meski demikian, langkah Twitter saat ini dinilai tidak sesuai dengan aturan yang ditetapkan oleh perusahaan jejaring sosial tersebut. Saab ditangkap di Cape Verde saat melakukan perjalanan dari Iran ke Venezuela pada 12 Juni 2020 atas dugaan pencucian uang.
Tidak lama setelah penahanannya, pada 14 Juni, menteri luar negeri Venezuela tweet mendukung Saab, menyebut penangkapannya sebagai "sewenang-wenang" dan "ilegal".
Pada 28 Agustus 2020, pengacara Saab menyatakan bahwa sedang dalam misi ke Iran sebagai utusan khusus Maduro untuk merundingkan masalah bahan bakar dan pasokan kemanusiaan saat penangkapannya terjadi. Hingga pada 30 November di tahun yang sama, Pengadilan Masyarakat Ekonomi Negara Afrika Barat (ECOWAS) memerintahkan Cape Verde untuk memberikan tahanan rumah kepada Alex Saab.
Pada 15 Desember, Pengadilan Banding Cape Verde memutuskan untuk menolak keputusan tersebut. Alasannya, bahwa Pengadilan ECOWAS tidak memiliki yurisdiksi untuk memaksa Cape Verde mengambil keputusan. Maduro kemudian menunjuk Saab sebagai duta besar untuk Uni Afrika pada 29 Desember 2020, berupaya mengirimnya ke Ethiopia guna mencegah ekstradisinya.
Pemerintah Venezuela kemudian mengadakan konser untuk mendukung Saab dan meminta pembebasannya pada Februari lalu. Namun, Pengadilan Distrik Amerika Serikat (AS) menolak membatalkan permintaan ekstradisi Saab ke negara itu.
Sebuah laporan intelijen menyebut bahwa setengah juta cicitan di Twitter yang terkait dengan Saab tidak terkait dengan pemerintahan Maduro.