REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Suatu hari, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam mendapati putrinya Fatimah Azzahra menggiling gandum sembari menangis. Kepada ayahnya, Fatimah bercerita bahwa menggiling gandum dan semua pekerjaan rumah membuatnya bosan.
Mendengar keluh kesah putrinya, Rasulullah mengambil penggilingan itu lalu mengucapkan basmalah. Sekejap, atas izin Allah SWT, penggilingan itu berputar sendiri. Lalu terdengar batu itu bertasbih sembari terus menggiling gandum yang dilempar Rasulullah.
Ketika Nabi Muhammad SAW memintanya berhenti berputar, penggilingan itu berbicara fasih jika diperintah menggiling gandum dari Timur ke Barat karena ia enggan masuk neraka yang bahan bakarnya terdiri dari batu dan manusia.
Rasulullah lalu berjanji bahwa penggilingan itu nanti akan menjadi salah satu mahligai Fatimah Azzahra di dalam surga. Maka bergembiralah batu itu dan kemudia terdiam.