REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Gerakan Sosial dan Kebencanaan DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Luqman Hakim angkat bicara terkait penangkapan Bupati Nganjuk, Novi Rahman Hidayat, oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Luqman menegaskan bahwa Novi Rahman bukan kader PKB.
"Bersama ini kami kirimkan link video di kanal Youtube yang berisi pengakuan langsung Bupati Nganjuk Novi Rahman Hidayat sebagai kader salah satu partai politik dimana partai politik tersebut bukan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB)," kata Luqman, Senin (10/5).
Dengan adanya bukti video tersebut, dirinya memohon agar keberadaan Bupati Nganjuk Novi Rahman Hidayat tidak dikait-kaitkan dengan PKB. Sementara itu PKB menghormati langkah-langkah hukum yang dilakukan KPK sebagai upaya tak kenal lelah untuk memberantas praktik korupsi di Tanah Air.
"Baik langkah penindakan maupun pencegahan," ucapnya.
Dalam video yang diterima Republika, Novi terlihat hadir dalam acara Musyawarah Anak Cabang PDIP se-Kabupaten Nganjuk pada 2 Maret 2021. Dirinya secara tegas mengatakan bahwa dirinya merupakan kader partai PDIP.
"Saya menyampaikan secara resmi dan secara sebenarnya bahwa saya ini kader PDI Perjuangan. Saya bukan kader partai lain, oleh sebab itu kehadiran saya di sini untuk menepis anggapan bahwa saya kader si A si B, si C," tegasnya.
Sebelumnya Tim satgas penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) kembali melakukan operasi tangkap tangan (OTT) di wilayah Jawa Timur (Jatim) pada Ahad (9/5) sore. Salah satu yang ikut terjaring dalam operasi senyap tersebut yakni Bupati Nganjuk, Jawa Timur, Novi Rahman Hidayat (NRH).
"Benar KPK melakukan tangkap tangan di Nganjuk, " kata Wakil Ketua KPK, Nurul Ghufron saat dikonfirmasi, Senin (10/5).