Senin 10 May 2021 10:52 WIB

Kuartet Timur Tengah Meminta Israel untuk Menahan Diri

Rusia, Uni Eropa, AS, dan PBB meminta Israel menghindari langkah-langkah yang dapat meningkatkan ketegangan di Yerussalem - Anadolu Agency

Rusia, Uni Eropa, AS, dan PBB meminta Israel menghindari langkah-langkah yang dapat meningkatkan ketegangan di Yerussalem - Anadolu Agency
Rusia, Uni Eropa, AS, dan PBB meminta Israel menghindari langkah-langkah yang dapat meningkatkan ketegangan di Yerussalem - Anadolu Agency

REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSELS - Kuartet Timur Tengah - Uni Eropa, Amerika Serikat (AS), Rusia, dan PBB - mendorong otoritas Israel untuk menahan diri menyusul serangan oleh polisi Israel terhadap warga Palestina di Al-Aqsa di Yerusalem Timur.

Kelompok itu, dalam sebuah pernyataan bersama, menuntut agar Israel menghindari tindakan yang akan meningkatkan ketegangan selama hari-hari suci umat Islam.

Baca Juga

Perwakilan Kuartet, yang bertujuan untuk merundingkan perdamaian antara Israel dan Palestina, mengatakan kelompok itu memantau situasi di Yerusalem Timur, termasuk Kota Tua dan lingkungan Sheikh Jarrah.

Pernyataan tersebut menekankan komitmen peserta untuk solusi dua negara yang akan dicapai melalui negosiasi. Mereka juga menyuarakan keprihatinan besar mengenai keluarga Palestina yang diusir secara paksa dari rumah mereka di mana mereka telah tinggal selama beberapa generasi di lingkungan Sheikh Jarrah dan Silwan.

Kelompok ini mengatakan menentang tindakan sepihak Israel yang selanjutnya akan meningkatkan situasi yang sudah tegang.

Pernyataan itu selanjutnya mengatakan bahwa otoritas Israel harus bertindak dengan menahan diri dan mendesak mereka untuk menghindari mengambil tindakan apa pun yang akan meningkatkan ketegangan selama hari-hari suci umat Islam.

Kuartet meminta semua pihak untuk melindungi dan menghormati status situs suci. Mereka meminta semua pemimpin untuk mengambil tindakan terhadap ekstremis dan bersuara menentang tindakan kekerasan dan provokasi.

Yerusalem Timur, di bawah pendudukan, telah mengalami ketegangan beberapa hari ini karena ancaman relokasi paksa terhadap orang-orang Palestina yang tinggal di lingkungan Sheikh Jarrah.

Serangan oleh polisi Israel terhadap Al-Aqsa semakin menambah ketegangan di kota suci itu. Warga Palestina di Yerusalem dalam beberapa hari terakhir telah memprotes solidaritas dengan penduduk lingkungan Sheikh Jarrah di tengah bentrokan dengan polisi Israel.

Protes datang ketika Pengadilan Pusat Israel di Yerusalem Timur menyetujui keputusan untuk mengusir tujuh keluarga Palestina dari rumah mereka demi pemukim Israel pada awal 2021.

Polisi Israel menyerang jamaah di Al-Aqsa Jumat malam selama salat tarawih dengan granat setrum dan peluru karet. Polisi Israel berusaha membubarkan jamaah di dalam kompleks Masjid al-Aqsa Jumat malam, menggunakan granat setrum dan bom gas. Wanita juga menjadi sasaran pasukan Israel, menurut saksi mata.

Masjid Al-Aqsa adalah situs tersuci ketiga di dunia bagi umat Islam. Orang Yahudi menyebut daerah itu "Temple Mount," mengeklaim itu adalah situs dari dua kuil Yahudi di zaman kuno.

Israel menduduki Yerusalem Timur, tempat Al-Aqsa berada, selama perang Arab-Israel 1967. Israel lalu mencaplok seluruh kota pada tahun 1980, sebuah tindakan yang tidak pernah diakui oleh komunitas internasional. Bulan Sabit Merah Palestina mengonfirmasi setidaknya 285 warga Palestina terluka dalam peristiwa ini.

sumber : https://www.aa.com.tr/id/dunia/kuartet-timur-tengah-meminta-israel-untuk-menahan-diri/2234287
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement