REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Pengembangan Education Management Information System (EMIS) oleh Kementerian Agama (Kemenag) memasuki tahap stabilisasi. Mengusung nama EMIS 4.0 sistem ini sudah mulai digulirkan untuk digunakan para operator dalam proses pemutakhiran data pendidikan agama dan keagamaan.
"EMIS 4.0 ini merupakan suatu sistem pendataan pendidikan yang dikelola oleh Kementerian Agama, di mana saat ini tengah melakukan revitalisasi dan pengembangan untuk menghadirkan sistem yang lebih baik dan lebih andal dengan didukung oleh teknologi yang lebih mutakhir serta beberapa terobosan baru," kata Direktur Kurikulum, Sarana, Kelembagaan dan Kesiswaan (KSKK) Madrasah Kemenag, M Ishom, di Jakarta, Ahad (23/5).
Menurutnya, EMIS 4.0 sudah mulai dirilis pada April 2021 untuk pemutakhiran data. Sejumlah provinsi sudah hampir menyelesaikan proses pemutakhiran datanya. Jawa Tengah misalnya, sudah 97,7 persen proses perbaikan datanya di EMIS 4.0. Jawa Timur juga sudah mencapai 80 persen.
"Kedua provinsi ini termasuk wilayah dengan jumlah madrasah terbanyak di Indonesia," ujarnya.
Meski demikian sebagai sistem baru, Ishom mengakui masih diperlukan proses stabilisasi dalam bentuk optimalisasi konfigurasi server dan juga optimalisasi aplikasi. Selama proses stabilisasi ini, saran, masukan, dan feedback dari user, baik positif maupun negatif, tentu sangat diharapkan.
Kasubdit Kelembagaan Direktorat KSKK Madrasah, Abdullah Faqih menambahkan, untuk menjamin proses stabilisasi ini, pihaknya sudah membentuk support team yang terdiri atas live agent (Help Desk Officer) dan juga programmer khusus. Tim ini dipimpin oleh team leader yang khusus ditugaskan untuk mengkoordinir proses komunikasi dengan user dan proses penyempurnaan sistem.
Selain itu, telah disiapkan juga layanan Madrasah Digital Care yang memungkinkan operator Madrasah mengakses layanan chatbot ataupun berkonsultasi langsung kepada live agent, itu dapat diakses melalui layanan Whatsapp di 0811-4740-2020.
"Proses stabilisasi ini, sesungguhnya sudah kita antisipasi dan perhitungkan, sehingga kami alokasikan waktu tiga bulan untuk proses stabilisasi ini," jelas Faqih yang juga Ketua Project Management Unit Realizing Education's Promise - Madrasah Education Quality Reform (PMU REP-MEQR) ini.
"Kami targetkan proses stabilisasi ini berlangsung sampai akhir Juni 2021. Dengan demikian, pada pekan ketiga bulan Juni 2021, implementasi EMIS 4.0 sudah stabil," jelasnya.
Proses stabilisasi selama tiga bulan ini, kata Faqih didasari pada kesadaran akan beragamnya pengalaman teknis yang dialami user. Sebab, sebagai sistem yang baru dikembangkan, terkadang masih harus dilakukan maintenance. Apalagi, pemahaman sistem juga belum merata untuk semua operator madrasah.
Untuk meningkatkan pemahaman dan kapasitas para Operator Madrasah terkait penerapan sistem baru ini, Kemenag melalui PMU REP-MEQR telah melakukan beberapa kali pelatihan secara daring. Pelatihan telah diberikan kepada 7.000 user champion atau operator EMIS yang ada di tingkat provinsi dan kabupaten/ kota.
Kemenag juga telah membuat panduan/ manual baik dalam bentuk dokumen soft copy maupun video tutorial yang dapat diakses melalui Laman EMIS 4.0 https://emis.kemenag.go.id.
"Juga sudah banyak para operator madrasah yang membuat konten tutorial EMIS 4.0 yang ada di channel Youtube mereka masing-masing," jelasnya.
Namun demikian, Faqih menilai bahwa model pelatihan daring belum sepenuhnya efektif. Fakta ini juga tidak terlepas dari keragaman dan kompleksitas kapasitas SDM madrasah. Oleh karena itu, PMU REP-MEQR akan melaksanakan Bimtek Penerapan EMIS 4.0 secara Blended (Daring dan Luring) kepada para user champion EMIS dan operator madrasah.
"Ini rencananya akan dilaksanakan mulai Juli - Agustus 2021. Saat ini masih dalam proses tender LSP," katanya.