Selasa 15 Jun 2021 00:15 WIB

NATO Sebut China Hadirkan Tantangan Sistemik

Joe Biden mengajak aliansi 30 negara itu melawan kekuatan China.

Rep: Alkhaledi Kurnialam/ Red: Teguh Firmansyah
 Presiden Joe Biden.
Foto: AP/Evan Vucci
Presiden Joe Biden.

REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSELS -- Organisasi pertahanan NATO telah bergerak menghadapi ambisi militer China untuk pertama kalinya. China disebut telah menghadirkan "tantangan sistemik" untuk aliansi keamanan transatlantik.

Seperti dilansir dari Aljazirah, Senin (14/6), pernyataan ini dirilis dalam pertemuan puncak para pemimpin NATO di Brussels. Presiden AS Joe Biden juga telah mendesak aliansi kuat yang beranggotakan 30 orang itu untuk melawan kekuatan militer, politik dan ekonomi China yang sedang berkembang.

Baca Juga

Pernyataan itu sekarang akan menentukan jalan bagi kebijakan aliansi dan muncul sehari setelah negara-negara kaya Kelompok Tujuh mengeluarkan pernyataan tentang dugaan pelanggaran hak asasi manusia di China atas Taiwan. China menyebut isu-isu tersebut adalah fitnah.

“Ambisi dan perilaku tegas China menghadirkan tantangan sistemik terhadap tatanan internasional berbasis aturan dan area yang relevan dengan keamanan aliansi,” kata 79 poin komunike NATO.

Organisasi ini menuduh Beijing memperluas persenjataan nuklirnya dengan cepat dan tidak jelas dalam menerapkan modernisasi militernya. Termasuk menyoroti kerja sama militer China dengan Rusia dalam latihan di kawasan Euro-Atlantik sebagai perhatian.

“Kami menyerukan China agar menegakkan komitmen internasionalnya dan untuk bertindak secara bertanggung jawab dalam sistem internasional, termasuk di ruang angkasa, dunia maya, dan domain maritim, sesuai dengan perannya sebagai kekuatan utama,” kata komunike tersebut.

Berbicara kepada wartawan setelah KTT, Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengatakan ada laporan yang kuat dari pandangan di antara sekutu, mengenai tantangan yang ditimbulkan oleh perilaku Beijing.  “Para pemimpin sepakat bahwa kita perlu mengatasi tantangan seperti aliansi dan bahwa kita perlu terlibat dengan Cina untuk mempertahankan kepentingan keamanan kita,” katanya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement