REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Aktor dan komedian Amerika Serikat Rob Schneider menyampaikan penolakan terhadap vaksin Covid-19. Dia menyebarluaskan pandangan tersebut melalui cicitan di akun Twitter pribadinya.
"Katakan saja tidak dan terus katakan tidak. Lebih dari setengah populasi AS terus menolak terapi gen eksperimental yang tidak disetujui ini!" demikian bunyi cicitan akun @RobSchneider pada Sabtu (10/7).
Pria 57 tahun itu juga mengutip slogan yang secara historis digunakan para perempuan yang membela otonomi tubuh dan hak aborsi, yakni "Tubuhku, pilihanku!". Twitter telah menandai cicitan itu sebagai unggahan yang "menyesatkan".
Di bagian bawah unggahan, Twitter menambahkan tautan yang terhubung ke halaman khusus. Isinya mengenai "mengapa pejabat kesehatan menganggap vaksin Covid-19 aman bagi kebanyakan orang".
Bertentangan dengan klaim Schneider, jumlah warga AS yang mendapatkan vaksin Covid-19 terus meningkat. Menurut Mayo Clinic, sebanyak 55,6 persen populasi telah menerima setidaknya satu dosis per Sabtu (10/7), sementara 48,1 persen telah menjalani vaksinasi penuh.
Schneider mendapat beragam reaksi di Twitter karena menyampaikan sikap antivaksin di tengah pandemi yang masih merebak. Akan tetapi, itu tidak menyurutkan semangat sang pesohor terus membuat cicitan tentang pentingnya otonomi tubuh.
Just say no...
Baca JugaAnd keep saying no...
Over Half of the US population is continuing to say no to this unapproved experimental gene therapy!
“My body, my choice!”#2ndAmendmentIsForThis https://t.co/9rLIcgiM02
— Rob Schneider (@RobSchneider) July 10, 2021
Schneider berpendapat, prinsip-prinsip liberal dan sikap internasional tentang otonomi tubuh tak boleh ditinggalkan. Ada kebebasan memilih dan hak asasi manusia terkait vaksinasi Covid-19 serta berbagai protokol lainnya.
"Ini pemaksaan yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap pekerja kesehatan profesional, pasien, dan orang-orang untuk melakukan perawatan eksperimental dengan data keamanan yang terbatas," ucapnya.
Bintang film Grown Ups itu mengklaim vaksin Covid-19 adalah bagian dari konspirasi politik. Dia menyayangkan pemerintah yang berencana mengetuk pintu rumah semua orang agar mau divaksinasi.
Schneider menuding pemerintah berbohong, melakukan kampanye ketakutan dan lockdown selama dua tahun, menghancurkan pendapatan rumah tangga kelas menengah, dan membangkrutkan ribuan bisnis. Dia pun menyebut pemerintah membahayakan nyawa anak-anak.