REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Angka kematian akibat Covid-19 kembali mencetak rekor. Pada Jumat (16/7) ini tercatat ada 1.205 orang meninggal dunia dengan status positif Covid-19. Angka ini menjadi yang tertinggi sepanjang pandemi melanda Indonesia. Rekor kematian akibat Covid-19 sebelumnya tercatat pada 7 Juli 2021, dengan 1.040 orang meninggal dalam sehari.
Penambahan kasus positif Covid-19 juga tercatat masih tinggi. Satgas Penanganan Covid-19 melaporkan ada 54.000 kasus baru hari ini. Sudah tiga hari berurutan, penambahan kasus Covid-19 di Tanah Air selalu di atas 50.000 kasus per hari.
Kabar baiknya, jumlah pasien sembuh juga terus bertambah. Pada hari ini dilaporkan ada 28.079 pasien yang sembuh dari Covid-19. Tingginya jumlah pasien sembuh memang sejalan dengan lonjakan kasus Covid-19.
Sayangnya, jumlah kasus sembuh belum bisa melampaui penambahan kasus konfirmasi positif harian. Kondisi ini membuat kasus aktif Covid-19 nasional masih belum terbendung penambahannya. Pada hari ini tercatat ada penambahan 24.716 kasus aktif, menjadi total 504.915 kasus aktif nasional.
Dari penambahan kasus hari ini, DKI Jakarta kembali menyumbang angka tertinggi yakni 12.415 kasus. Posisi kedua ditempati Jawa Barat dengan 10.730 kasus. Menyusul kemudian, Jawa Timur dengan 7.832 kasus, Jawa Tengah dengan 4.188 kasus, dan Banten dengan 3.680 kasus.
Capain laju vaksinasi juga perlu menjadi catatan pemerintah. Dalam 24 jam terakhir, realisasi vaksinasi sekitar 850.000 dosis. Angka ini masih di bawah target vaksinasi harian yakni 1 juta dosis per hari.
Guru Besar Epidemiologi Unhas Ridwan Amiruddin mengkritisi upaya penanganan Covid-19 di Tanah Air. Ia bahkan menilai pandemi kini memasuki fase ekstrem.
Ridwan mengklaim pertambahan kasus harian Covid-19 di Indonesia menduduki posisi tertinggi secara global selama sepekan. Dari data per 15 Juli 21, sebanyak 56.757 kasus baru dengan kasus aktif 17,6 persen (480.199). Angka kematian 2.7 persen (70.192). Adapun positivity rate di angka 30 persen.
"Dari gambaran ini memberikan insight kepada kita semua bahwa sekarang penanganan pandemik Covid-19 memasuki fase ekstrim," kata Ridwan kepada Republika, Jumat (16/7).
Ridwan menyinggung kondisi penanganan Covid-19 saat ini cenderung tak optimal. Oleh karena itu ia menuntut adanya solusi terbaru dari pemerintah.
"Ini adalah bukti ketidakberdayaan sistem kesehatan mengelola pandemi Covid-19," sebut Ridwan.
Ridwan menjelaskan situasi terburuk pada level pandemik ditandai dengan epidemi tidak terkendali serta respons yang terbatas. Ia menyarankan agar menghentikan transmisi secara geografis sesingkat mungkin.
"Setiap individu harus tinggal di rumah, membatasi kontak sosial di luar rumah. Sektor esensial tetap menjaga suplai logistik warga dan bisnis sekunder harus tutup," ujar Ridwan.
Hasil estimasi health data.org menunjukkan jumlah orang Indonesia yang sudah terpapar Covid-19 sekitar 18 persen (Juni 2021). Dengan reproduksi kasus R 1.38. Sementara angka penemuan kasus hanya sekira 6 persen. Dengan varian baru B1.617.2 sebagai determinant utama penyebaran.
"Harus diambil langkah sistematis. Sebelum semuanya sudah terlambat," ucap Ridwan.