Kamis 29 Jul 2021 21:43 WIB

Kasus Turun tapi Angka Kematian Naik, Ini Kata Kemenkes

Kemenkes menyebut banyak kasus kematian karena terlambat ditangai di Rumah Sakit.

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Dwi Murdaningsih
 Petugas menggunakan APD menggotong peti mati jenazah Covid-19 di tempat pemakaman di Setia Alam, di luar Kuala Lumpur Malaysia. Pemerintah Malaysia melalui Lembaga Pengurusan Bencana Negara (NADMA) memberikan santunan 5.000 ringgit Malaysia atau Rp 17 juta untuk ahli waris warganya yang meninggal dunia karena Covid-19.
Foto: EPA-EFE/FAZRY ISMAIL
Petugas menggunakan APD menggotong peti mati jenazah Covid-19 di tempat pemakaman di Setia Alam, di luar Kuala Lumpur Malaysia. Pemerintah Malaysia melalui Lembaga Pengurusan Bencana Negara (NADMA) memberikan santunan 5.000 ringgit Malaysia atau Rp 17 juta untuk ahli waris warganya yang meninggal dunia karena Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mencatat angka yang positif terinfeksi Covid-19 Indonesia kini turun sekitar 26 persen. Namun, angka kematian harian justru naik diatas 1.800. 

"Positivity rate Covid-19 sekarang turun ke angka 26 persen," kata Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kemenkes Siti Nadia Tarmizi saat dihubungi Republika.co.id, Kamis (29/7).

 

Terkait banyaknya kematian akibat Covid-19 bahkan pernah rekor diatas 2 ribu per hari padahal positivity rate turun, Nadia mengatakan penyebabnya ada dua. Pertama, banyak kasus yang kritis atau berat datang ke fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes).

 

"Kedua, banyak masyarakat memilih isolasi mandiri (isoman) di rumah tetapi fasilitas tidak memadai," ujarnya.

 

Ia menambahkan, banyak orang yang terinfeksi Covid-19 memilih isoman di rumah dan awalnya gejala ringan. Padahal, dia melanjutkan, mutasi virus delta mempercepat keparahan sehingga banyak kasus isoman yang datang ke RS sudah dalam kondisi kritis atau berat kemudian tidak tertolong.

 

Untuk mengatasi masalah ini, Nadia meminta masyarakat harus mau menjalani isolasi terpusat di fasilitas milik pemerintah. Sebab, ia menilai kalau memilih isoman di rumah tidak mungkin bisa dijalankan, apalagi fasilitasnya tak memadai.

 

Selain itu, Nadia menambahkan, pemerintah berkomitmen memperbanyak testing supaya kasus positif Covid-19 segera dideteksi. Yang tak kalah penting, dia melanjutkan, pelacakan juga dilakukan. Nadia mengeklaim, pemerintah telah melakukan upaya-upaya tersebut.

 

"Ini dilakukan sampai mencapai target," ujarnya.  

 

Perlu diketahui, kematian hari ini Kamis (29/7) sebanyak 1.893 kasus. Kemudian kematian harian sehari yang lalu, Rabu (28/7) sebanyak 1.824. Bahkan, kematian harian pecah rekor selama pandemi yaitu sebanyak 2.069 per Selasa (27/7).

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement