REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Siti Nadia Tarmizi, mengatakan distribusi vaksin Covid-19 ke daerah-daerah berdasarkan beberapa pertimbangan. Hal itu disampaikan merespon desakan agar pemerintah meningkatkan distribusi vaksin Covid-19 ke daerah di luar Jawa-Bali.
Siti Nadia mengatakan, pertimbangan dalam pendistribusian vaksin Covid adalah dengan melihat tingginya laju penularan virus, jumlah kasus konfirmasi yang positif dan jumlah penduduk. "Kita (distribusi vaksin) tentunya berbasis risiko, di mana mobilitas tinggi dan laju kasus serta proporsi jumlah penduduk," katanya, Sabtu (21/8).
Siti Nadia mengakui ada beberapa kendala dalam pelaksanaan vaksinasi di daerah luar Jawa-Bali. Seperti terbatasnya tenaga vaksinator.
"Juga distribusi vaksin di daerah yang transportasinya sulit," ucapnya.
Ia melanjutlan, untuk meningkatkan pelaksanaan vaksinasi di daerah, pemerintah mengoptimalkan peran Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas), Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu), dan Puskesmas Pembantu (Pustu). "Serta dibantu Polri dan TNI melalui personelnya masing-masing di kecamatan," ujarnya.
Sementara terkait stok vaksin, masyarakat bisa mengetahui melalui situs vaksin.kemkes.go.id. Di situs itu, Kementerian Kesehatan juga menyampaikan data kecepatan penyuntikan dosis vaksin Covid-19 per hari.
Target sasaran vaksinasi nasional sebanyak 208.265.720. Per Sabtu, 21 Agustus, sebanyak 56.986.150 orang menerima vaksin dosis pertama. Sedangkan 31.210.922 orang sudah mendapat vaksin dosis kedua.